SIMPANG EMPAT, RADARSUMBAR.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) memberi pelatihan masyarakat Nagari Batahan, Kecamatan Ranah Batahan (Rabat), Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) untuk mewaspadai pemakaian minyak goreng berulang kali atau dikenal dengan minyak jelantah karena berbahaya bagi kesehatan.
“Masyarakat harus memahami minyak jelantah tidak baik bagi kesehatan. Informasi ini kami berikan dalam rangkaian pengabdian ke masyarakat,” kata salah seorang mahasiswa yang menjadi narasumber dari Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Widia Sepnita, Senin (28/8/2023).
Widia mengatakan, pihaknya mengadakan sosialisasi terhadap 20 orang perangkat kecamatan, jorong atau dusun, wali nagari dan pihak terkait. Diharapkan nanti, setelah kegiatan, peserta bisa menyampaikan kepada masyarakat luas.
Ia mengatakan pemakaian minyak goreng berulang kali atau sudah menghitam sangat membahayakan kesehatan.
Bahaya minyak jelantah, katanya, bisa menyebabkan kanker, obesitas, infeksi dan bakteri botulisme.
“Sering memanaskan minyak goreng hingga berulang kali sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahaya ini harus disampaikan agar masyarakat memahaminya dan menghindari hal itu,” katanya.
Mahasiswa lainnya dari jurusan pendidikan dokter Rayhand mengatakan kegiatan itu merupakan salah satu bentuk pengabdian pada masyarakat yang bertujuan pemberian edukasi kepada masyarakat terkait bahaya penggunaan minyak jelantah.
Menurutnya berdasarkan pengamatan di lingkungan sekitar, masyarakat Batahan khususnya daerah Silaping Batahan banyak ditemukan pelaku usaha yang menggunakan minyak goreng sebagai bahan utama untuk mengolah makanannya.
Namun permasalahan timbul karena minyak yang digunakan merupakan minyak yang telah digunakan berulang kali hingga menghitam.
Pihaknya memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahayanya penggunaan minyak jelantah yang meliputi pengertian minyak jelantah, kandungan minyak jelantah, ciri-ciri minyak tak layak konsumsi, dampak mengonsumsi minyak jelantah dalam jangka pendek maupun panjang serta cara penanggulangan minyak jelantah.
Mahasiswa juga membagikan leaflet sebagai media sosialisasi yang berisi materi tentang pengertian minyak jelantah dan bahayanya.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan yang kita lakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan,” imbuhnya. (rdr/ant)