SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Pasaman Barat, Sumatera Barat meminta peran orangtua dalam memperhatikan pola makan anak, pola asuh anak, kebersihan serta hal lainnya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak atau menyebabkan bertambahnya stunting.
Ketua LKKS Pasaman Barat Titi Hamsuardi di Simpang Empat, Rabu, mengatakan masalah pola asuh anak, makanan, kebersihan dari orangtua sangat mempengaruhi kembang tumbuh anak, karena hal yang kita anggap sepele bisa mengakibatkan adanya stunting di keluarga.
“Makanan bergizi dan seimbang tidak harus mahal karena kandungan protein, karbohidrat dan gizi yang lain bisa kita peroleh dari tahu, tempe, telur dan lainnya yang sangat terjangkau harganya,” katanya.
Ia mengimbau agar semua pihak terkait berpartisipasi dalam pencegahan stunting di Pasaman Barat.
“Walau dalam penanganan stunting Pasaman Barat menjadi yang terbaik di Sumbar, namun untuk angka stunting masih tertinggi di Sumbar. Untuk itu perlu kerjasama semua pihak dalam menuntaskan permasalahan ini,” ajaknya.
Pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya sosialisasi kemasyarakat untuk mencegah stunting. Salah satunya pada Selasa (5/9) melakukan sosialisasi di Kecamatan Kinali.
Sementara itu, Camat Kinali, Saparuddin menyampaikan untuk penurunan angka stunting Pasaman Barat telah melakukan banyak upaya, termasuk di Kecamatan Kinali sendiri.
“Untuk daerah Kinali kami akan terus berupaya dalam pencegahan stunting. Semoga dengan adanya sosialisasi ini kesadaran akan angka stunting yang tinggi terus dapat di upayakan penurunannya,” harapnya.
Berdasarkan data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan 5.170 (15,35 persen) bayi dan balita stunting di Pasaman Barat.
Sedangkan dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita stunting di daerah itu.
Sementara pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting mencapai angka 14 persen pada 2024, demikian Saparudin. (rdr/ant)