SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat bekerja sama dengan Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan pelatihan dan pembinaan kepada tukang konstruksi rumah korban gempa dengan konsep rumah tahan gempa.
“Tukang konstruksi itu akan membangun rumah tahan gempa di Nagari (desa) Kajai, Nagari Kajai Selatan dan Nagari Timbo Abu, Kecamatan Talamau” kata Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat Arminingdel di Simpang Empat, Ahad.
Menurutnya pelatihan itu bertujuan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan bagi pekerja konstruksi rumah dan masyarakat dengan peserta dari Nagari Kajai Kecamatan Talamau sebanyak 30 orang, Nagari Kajai Selatan 30 orang dan Nagari Timbo Abu sebanyak 30 orang.
Ia berharap agar pembangunan rumah setelah bencana gempa di Pasaman Barat dilaksanakan berdasarkan teknis yang lebih baik, sehingga rumah tersebut ramah terhadap bencana gempa bumi.
“Kita berharap agar pembangunan rumah rusak akibat gempa bumi di Pasaman Barat dilaksanakan berdasarkan teknis karena daerah inu memiliki potensi terjadinya bencana gempa bumi yang sangat rentan sekali,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pasaman Barat Zulkarnain mengatakan tiga nagari yang mendapatkan pembinaan dipandu oleh narasumber dan tenaga ahli yang berkompeten dari Universitas Negeri Padang sebanyak 10 orang dengan dari berbagai disiplin ilmu.
“Kegiatan ini merupakan wadah untuk memperkenalkan perkembangan konstruksi dewasa ini. Kesempatan seperti ini sangat jarang didapatkan, kita bisa mendapatkan ilmu dari para pakar kontruksi,” katanya
Ia mengucapkan terima kasih kepada pihak UNP yang telah melakukan kegiatan ini dalam rangka pengabdian masyarakat dan berharap kerjasama itu terus ditingkatkan.
*Kegiatan ini adalah pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Padang dimana seluruh pembiayaan kegiatan ini ditanggung oleh pihak UNP. Semoga kerjasama ini terus kita tingkatkan,” katanya
Sementara itu Kepala UPT Pusat Kajian Kebencanaan UNP Prof Rusnardi berharap kepada para peserta untuk dapat memahami dan mempedomani teknik dan teori pembangunan konstruksi rumah yang ramah gempa bumi.
“Semoga dengan pelatihan ini masyarakat dapat memahami dan mempraktekkan teori pembangunan kontruksi rumah ramah gempa,” katanya.
Pihaknya juga meminta agar dokumen kajian resiko bencana yang telah disusun dapat dijadikan sebagai pedoman oleh seluruh organisasi perangkat daerah untuk melakukan pemetaan wilayah, sehingga dapat mengurangi resiko yang muncul akibat bencana gempa di Pasaman Barat, demikian Rusnandi. (rdr/ant)