SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat setempat untuk mengonsumsi pangan beragam bergizi seimbang menuju hidup sehat, melalui gerakan diversifikasi pangan lokal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pasaman Barat Ekadiana Oktavia di Simpang Empat, Jumat, mengatakan gerakan diversifikasi pangan lokal terus dilakukan dengan sosialisasi ke masyarakat langsung dan juga imbauan melalui baliho dan spanduk
“Ajakan pemanfaatan pangan lokal itu tentu sesuai dengan potensi yang ada di daerah. Di antara pangan lokal yang ada adalah kentang, pisang, jagung, talas, singkong, dan ubi jalar,” katanya.
Menurutnya pihaknya telah melakukan sosialisasi secara bertahap ke puskesmas yang ada bagaimana masyarakat bisa meningkatkan kesadaran agar mengkonsumsi pangan beragam.
“Masyarakat harus paham, kenyang, tidak harus nasi. Tetapi satu porsi nasi bisa setara dengan pangan lokal yang ada,” ujarnya
Ia menyebutkan satu porsi nasi sebanyak 100 gram itu setara dengan dua buah kentang (210 gram), 2,5 buah pisang, tiga buah jagung, satu buan talas, 1,5 potong singkong, dan satu buah ubi jalar.
Kentang mengandung anti oksidan dan kaya serat. Pisang mengandung zat besi dan baik untuk sirkulasi darah, jagung berserat tinggi, dan mencegah sembelit.
Lalu talas berkalsium tinggi baik untuk tulang, singkong tinggi serat dan mengurangi risiko diabetes serta ubi jalar kaya antioksidan dan mengurangi resiko diabetes
“Kami mengajak masyarakat melalui pangan lokal hidup sehat dan bahagia,” katanya
Pihaknya juga mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menjaga ketersediaan pangan.
Ia menjelaskan gerakan diversifikasi pangan lokal itu sebagai antisipasi ketergantungan masyarakat pada nasi karena saat ini harga beras terus mengalami kenaikan.
“Untuk Pasaman Barat ketersediaan beras masih mencukupi. Selain masih banyak warga bertani sawah dan panen juga stok beras dari luar Pasaman Barat masih tinggi,” katanya.
Ia berharap masyarakat bisa memanfaatkan pangan lokal yang beragam sebagai upaya menjaga ketahanan pangan yang sehat. (rdr/ant)