SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengatakan program desa perikanan cerdas dari Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDM KKP) di objek wisata Sikabau di Jorong Sikabau, Nagari Parit, Kecamatan Koto Balingka akan berlanjut pada 2024.
“Informasi dari KKP program itu akan dilanjutkan pada 2024 untuk menyiapkan peningkatan sumber daya manusia dalam rangka menggali potensi wisata bahari di daerah itu,” kata Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus di Simpang Empat, Kamis.
Ia mengatakan anggaran daerah juga disiapkan untuk membangun jembatan menuju daerah Sikabau ditambah lagi pemberdayaan lainnya.
Selama 2023 ini, BRSDM KKP bersama Pemkab Pasaman Barat mengadakan berbagai kegiatan dengan membentuk kelompok sadar wisata berbasis perikanan, pemberdayaan UMKM pengolahan perikanan, menyiapkan perangkat digitalisasi wisata dan pemberdayaan lainnya.
Selain itu juga telah dilakukan kegiatan penyusunan master plan pengembangan SFV Sikabau, pelatihan konservasi penyu, pelatihan konservasi mangrove, pemetaan terumbu karang, dan benih bening lobster.
Kemudian, pelatihan pengolahan ikan, pelatihan alat tangkap gilnet, pelatihan alat tangkap bubu lipat dan kompetensi nelayan.
Untuk 2024 KKP meminta dukungan dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Pasaman Barat untuk mengalokasikan kegiatan di Sikabau sehingga KKP dapat melanjutkan kegiatan tersebut.
Ia menjelaskan, program itu didanai oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan selama tiga tahun sesuai kesepakatan antara Pemkab Pasaman Barat dengan KKP.
“Pada 2023 ini dikucurkan anggaran sebanyak Rp500 juta untuk aktivitas training mengenai perikanan, pariwisata, selam, transplantasi karang, serta media info dan komunikasi,” katanya.
Menurut dia, tujuan kegiatan tersebut agar warga desa bakal berdikari dan tentunya bakal menciptakan mata pencarian tambahan bagi masyarakat sehingga meningkatkan perekonomian.
Untuk tahap awal, training tersebut berupa sosialisasi, pelatihan-pelatihan mengenai budi daya lobster, kepiting, pengolahan ikan, training selam, pembuatan karang garden, support bibit lobster, kepiting, dan kerapu.
Selanjutnya ada pendampingan untuk hilirisasi produk yang dibuat masyarakat serta kegiatan pengelolaan mangrove.
“Akhirnya kelak menjadikan desa itu mandiri berbasis teknologi info dalam pengembangan perikanan dan wisata,” ujarnya. (rdr/ant)