Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pasaman, Desrianti, mencatatkan ada 136 kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Pasaman sepanjang tahun 2024. Rinciannya termasuk 15 kejadian banjir, 24 longsor, 84 pohon tumbang, 4 puting beliung, 1 banjir bandang, 3 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 3 orang hilang, dan 2 orang hanyut.
Desrianti mengungkapkan bahwa faktor alam, seperti topografi berbukit dan bergunung-gunung serta curah hujan tinggi sepanjang tahun, menjadi penyebab utama tingginya risiko tanah longsor dan banjir di daerah ini. Sungai-sungai besar seperti Sungai Pasaman dan Batang Sumpur juga berpotensi menyebabkan banjir.
Selain faktor alam, penebangan hutan liar, pembukaan lahan pertanian, dan struktur geologi yang tidak stabil turut memperburuk kondisi. “Pasaman terletak di daerah rawan gempa dengan tanah liat yang mudah tererosi, yang meningkatkan risiko tanah longsor,” kata Desrianti.
Pemerintah daerah setempat terus berupaya mengurangi dampak bencana dengan melakukan mitigasi bencana. Upaya tersebut meliputi penghijauan kembali hutan, pembangunan infrastruktur tahan bencana, serta pendidikan dan pelatihan mitigasi bencana untuk masyarakat.
“Selain itu, kami juga menetapkan kawasan rawan bencana dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan untuk mencegah bencana yang lebih besar,” tutup Desrianti. (rdr/ant)
Komentar