Pemkab Pessel Perpanjang Waktu Pencarian 5 Korban Hilang hingga 17 Maret 2024

Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar bersama Kapolres AKBP. Nurhadiansyah dan Sekda Mawardi Roska berbincang dengan Kepala BNPB Letjend. TNI. Suharyanto di lokasi terdampak banjir. (Antara)

PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar memperpanjang masa pencarian 5 orang yang hilang akibat bencana banjir pada 7 Maret.

Seharusnya pencarian berakhir pada Kamis, 14 Maret, namun diperpanjang selama tiga hari hingga tanggal 17 Maret. Kebijakan itu sebagai bentuk penghormatan pemerintah kabupaten pada keluarga mereka yang kini masih dinyatakan hilang.

“Sekaligus bentuk kehadiran pemerintah saat masyarakat membutuhkan. Kami upayakan semaksimal mungkin,” ujar bupati di Painan, Jumat 15 Maret.

Bupati Pesisir Selatan melalui media center tanggap darurat bencana menyampaikan perpanjangan masa pencarian itu setelah berkoordinasi dengan Kepala BASARNAS Kota Padang.

Sementara progres penanganan dampak bencana sejak dtetapkannya masa tanggap darurat selama 14 hari mulai 8 Maret berjalan sesuai target, bahkan terkesan lebih cepat dari yang diharapkan.

Sebagian besar ruas jalan yang sebelumnya tidak bisa dilewati kini mulai normal kembali. Dinas PUPR kini berjibaku melawan sedimen lumpur akibat banjir yang menutupi badan jalan.

Begitu juga dengan kebutuhan air bersih. Pemerintah kabupaten bersama PDAM Tirta Langkisau melayani keperluan air masyarakat dengan mobil tanki yang berkeliling ke seluruh pemukiman.

“Alhamdulillah, kita dapat dukungan armada tanki dari Semen Padang dan berbagai pihak lainnya,” tutur bupati.

Selain itu dapur umum di 13 kecamatan juga terus beroperasi melayani kebutuhan bahan makanan masyarakat. Di Pesisir Selatan kini terdapat 25 dapur umum.

Sebanyak 13 dapur umum milik kecamatan, satu dari Dinas Sosial, satu dari pemerintah provinsi dan sisanya didirikan secara swadaya atau kelompok masyarakat relawan peduli bencana.

Dapur umum di Kecamatan Sutera pada Rabu, 13 Maret telah mendistribusikan 1.500 bungkus nasi untuk masyarakat di Kampung Batu Balah dan Kampung Langgai. Kedua kampung itu terdampak cukup parah.

Selama bulan puasa dapur umum hanya mendistribusikan makanan pada saat berbuka puasa dan sahur. Bahkan bupati pada Rabu, 13 Maret menyempatkan buka puasa bersama warga korban bencana.

“Ya, di Nagari Dulu Induk Kecamatan Koto XI Tarusan saya buka puasa bersama dengan saudara-saudara kita yang kini ada di tenda pengungsian,” ujar bupati.

Selain mendengar langsung kebutuhan warga di tenda pengungsian, pada kesempatan itu kata bupati dirinya sekaligus menyampaikan langsung upaya penanganan pasca bencana banjir.

Ada skala prioritas yang mesti segara dapat bantuan. Ada pula yang prioritas dan juga ada yang tidak semestinya menerima, tapi tetap latah menuntut bantuan, sehingga terjadi isu yang simpang siur.

Pada prinsipnya pemerintah kabupaten tetap bertekad memberikan apa yang terbaik untuk masyarakatnya. Dengan demikian tidak ada warga yang terabaikan, sesuai kebutuhan masing-masing.

“Saya yakin, dengan kebersamaan ini kita dapat melewati keadaan ini dengan baik. Kita terlalu berharga untuk ribut tentang yang tidak pasti. Mari bangkit. Bersama kita tetap masa depan yang lebih baik,” ajak bupati menyemangati.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) peristiwa nahas tersebut mengakibatkan 24 orang meninggal dunia dan 5 orang dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.

Banjir turut merusak sedikitnya 5.702 rumah. Sebanyak 4.100 unit diantaranya rusak ringan, 1.161 unit rusak sedang dan 537 unit lainnya terkonfirmasi mengalami rusak berat.

Hingga kini tercatat 9 ruas jalan rusak dan 20 unit jembatan yang mengalami rusak, terdiri dari 11 unit jembatan gantung, 7 unit jembatan beton dan 2 unit lainnya merupakan jembatan rangka.

Banjir turut merusak 10 pengaman tebing sungai di Pesisir Selatan dan sebanyak 37 daerah irigasi. Sedikitnya 26 daerah irigasi mengalami rusak ringan dan 11 sisanya terpantau rusak berat.

Selain itu merendam 6.982 Hektare lahan pertanian masyarakat yang terdiri dari 5.900 Hektare sawah dan seluas 892 Hektare lahan palawija. 5.016 ekor ternak hanyut, 444 ekor ternak besar dan sisanya ternak kecil.

Kemudian turut merusak sedikitnya 20 tambak udang dan kolam ikan masyarakat, dengan rincian 12 tambak dan kolam rusak berat dan 8 tambak lainnya tercatat rusak ringan.

“Tak hanya itu, banjir turut merusak fasilitas umum dan fasilitas sosial diantaranya 732 masjid dan mushola, 78 unit sekolah dan 72 unit fasilitas kesehatan,” terang bupati. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version