PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut serta menangani dampak banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), dengan memobilisasi Emergency Medical Team (EMT).
“Selain membuka pos kesehatan, Pusat Krisis Kesehatan juga melakukan pendampingan untuk mengoptimalkan fungsi Pusat Operasi Krisis Kesehatan,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Nasional Kemenkes Sumarjaya di Padang, Senin.
Selain membuka pos kesehatan Pusat Krisis Kesehatan juga melakukan pendampingan optimalisasi Health Emergency Operation Center (HEOC) dengan mengirim sumber daya manusia yang diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pendataan di lapangan. Termasuk menyiapkan bantuan obat-obatan dan pemberian makanan tambahan.
Sumarjaya mengatakan dalam menangani masyarakat korban banjir, Pusat Krisis Kesehatan menurunkan EMT ke lokasi bencana yang menyebabkan 119.228 warga terdampak dengan korban jiwa 25 orang, empat dalam pencarian serta 74.934 jiwa mengungsi.
Kejadian tersebut menyebabkan 94 fasilitas pelayanan kesehatan terkendala beroperasi. Tidak hanya itu, bencana hidrometeorologi tersebut juga mulai menyebabkan munculnya penyakit, di antaranya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hipertensi, demam, penyakit kulit, rematik, alergi, gastritis dan dermatitis.
Kondisi darurat ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi pada 7 Maret 2024 pukul 16.30 WIB. Akibatnya terjadi banjir dan tanah longsor di 15 kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan yang meliputi Kecamatan XI Koto Terusan, IV Jurai, Batang Kapas, Bayang, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Basa Ampek Balai Tapan, Ranah Ampek Hulu Tapan, Lunang, IV Nagari Bayang Utara, Pancung Soal, Air Pura, dan Silaut.
“Sampai saat ini penanganan bencana terus dilakukan untuk mencegah terjadinya krisis kesehatan melalui dukungan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar maupun Kemenkes,” ujar Sumarjaya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Lila Yanwar mengatakan sejak awal terjadi bencana, instansi itu langsung turun ke lapangan untuk melihat dampak terhadap fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.
“Kami usahakan fokus pada dukungan berkelanjutan terhadap fasilitas kesehatan yang ada. Siapa yang bisa bantu di lapangan, dan bagaimana kondisi di lapangan yang akan berdampak pada kesehatan,” ujar Lila.
Lila mengatakan saat ini kebutuhan yang paling mendesak bagi korban banjir di antaranya pakaian dalam untuk perempuan, pamper, selimut, kompor, termos, bahan makanan, air bersih yang dapat diminum dan lainnya. Kemudian khusus untuk bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun bahan makanan dan disinfektan merupakan kebutuhan yang mendesak.
“Kami sangat berterima kasih pada Pusat Krisis Kesehatan atas respons cepat untuk membantu masyarakat di lapangan,” ujarnya.
Ke depannya, Dinas Kesehatan Sumbar akan menyisir ulang data-data di lapangan terkait kondisi kesehatan masyarakat. Pemerintah setempat juga mengimbau rumah sakit untuk membantu melakukan pemeriksaan kesehatan di lapangan. (rdr/ant)