Warga Nagari Lumpo Harapkan Normalisasi Sungai Batang Lumpo untuk Cegah Banjir

Satu ekskavator mengeruk sungai Batang Lumpo untuk melakukan normalisasi di sungai tersebut pada Selasa (18/2). (ANTARA/HO-Pemerintah Nagari Lumpo)

Follow WhatsApp Channel, Telegram, Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru

PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Masyarakat Nagari Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, berharap agar Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumatera Barat segera melakukan normalisasi sungai Batang Lumpo. Permintaan ini muncul karena sungai tersebut sering meluap dan menyebabkan banjir di permukiman warga saat hujan deras, akibat pendangkalan yang menghambat aliran air.

Wali Nagari Lumpo, Suhardi Sikumbang, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengajukan permohonan untuk normalisasi sungai kepada Dinas PSDA Sumbar, namun hingga kini Batang Lumpo belum juga dinormalisasi. Menurutnya, sungai ini perlu diperdalam dan diluruskan agar aliran air menjadi lancar. Saat ini, ketinggian air Batang Lumpo hanya mencapai sekitar 30 cm, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir setiap kali hujan deras.

“Batang Lumpo perlu dinormalisasi dengan cara diperdalam dan diluruskan. Selama ini sungai ini dangkal, sehingga saat hujan deras air meluap dan masuk ke rumah warga,” ujar Suhardi, Jumat (21/2).

Karena belum ada tindakan dari Dinas PSDA Sumbar, warga Nagari Lumpo bersama perantau dan Badan Usaha Milik Nagari Tirta Gunung Talau mengambil inisiatif untuk melakukan normalisasi secara swadaya. Mereka mengumpulkan dana untuk menyewa ekskavator, membayar operator, serta membeli bahan bakar minyak untuk alat tersebut. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa satu ekskavator mencapai sekitar Rp3.870.000 per hari, yang mencakup biaya sewa, BBM, dan gaji operator.

Suhardi menjelaskan bahwa selama seminggu pengerjaan, mereka baru berhasil menormalisasi sepanjang 30 meter. Meskipun begitu, normalisasi ini masih jauh dari target, karena panjang total Batang Lumpo mencapai sekitar 10 km, dengan rencana normalisasi sejauh 2 km yang melintasi beberapa nagari di daerah tersebut. Ia berharap Dinas PSDA Sumbar dapat segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini.

“Setelah kami keruk sedimennya, kini air Batang Lumpo sudah mencapai 1 meter. Meski demikian, sungai ini masih perlu diperdalam lagi,” tambah Suhardi.

Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lumpo, Datuak Gamuak Syafri Herpindo, mengakui bahwa pendangkalan Batang Lumpo terjadi akibat erosi di hulu sungai. Ia menyatakan bahwa normalisasi memang sangat diperlukan, terutama di Nagari Lumpo, yang sering terdampak banjir akibat dangkalnya sungai. Meskipun tidak semua nagari yang dilalui Batang Lumpo mengalami masalah yang sama, kondisi di Nagari Lumpo memang sangat mendesak untuk penanganan lebih lanjut.

“Memang di beberapa nagari, Batang Lumpo perlu dinormalisasi, salah satunya di Nagari Lumpo,” kata Syafri Herpindo.

Batang Lumpo memiliki panjang sekitar 10 km dan melintasi beberapa nagari, dengan dua nagari, yakni Nagari Ampang Tareh Lumpo dan Nagari Gunuang Bungkuak Lumpo, yang tidak dilalui oleh sungai ini. (rdr/ant)

Exit mobile version