PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Populasi ikan endemik di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar), yakni Mingkih terancam punah.
Ikan dengan nama latin Cestraus Plicatilis yang berada di Sungai Batang Pelangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir tersebut terancam punah diduga akibat bendungan yang dibangun PT Dempo Sumber Energi (PT DSE) memutus aliran air sungai tidak dilengkapi dengan tangga atau jalur khusus untuk turun naik ikan bermigrasi (fishway).
“Jalur migrasi ikan yang hidup di hulu sungai dan bertelur di muara sungai itu, terhalang atau terputus oleh bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH),” kata Anggota DPRD Kabupaten Pessel, Novermal, Senin (9/1/2023).
Ia mengatakan, bendungan yang tidak dilengkapi fishway itu mengancam kelestarian ikan endemik sungai Batang Pelangai Gadang, yaitu ikan Mingkih. Bahkan, katanya, alur sungai, mulai dari bendungan sampai ke mulut pembuangan air dari turbin PLTMH dengan panjang lebih kurang 1,5 kilometer sudah tidak dialiri air.
Ia mengatakan, ikan Mingkih hanya ada di Kabupaten Pessel, salah satunya di sungai Batang Pelangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir. “Ikan Mingkih itu mirip ikan Gariang, tapi dagingnya tidak berduri dan sisiknya lunak. Ikan ini hidupnya di hulu sungai, dan bertelurnya di muara sungai,” katanya.
“Kalau musim bertelur, ikan ini rombongan turun ke muara sungai, dan setelah bertelur, mereka balik lagi berombongan ke hulu sungai dan setelah anaknya menetas, rombongan pula menyusul ke hulu sungai,” paparnya.
Dirinya meminta PT DSE segera membangun tangga atau jalur khusus untuk ikan Mingkih pergi bertelur ke muara sungai dan balik lagi ke hulu sungai setelah bertelur. “Kami membuka diri untuk investasi, namun perhatikan juga ekosistem lingkungan, karena jika tidak, siap-siap saja digugat oleh Anak Nagari Pelangai,” tuturnya.
Dinukil dari berbagai sumber, ikan Mingkih merupakan ikan jenis pemakan tumbuhan (herbivora), yaitu lumut yang tumbuh di batu-batu besar di dasar sungai. Ikan ini diketahui juga memakan buah dan dedaunan yang jatuh ke sungai.
Ikan ini bersifat katadromous, yaitu bermigrasi dari hulu sungai ke laut di depan muara sungai untuk memijah atau bertelur. Proses migrasi untuk bertelurnya ketika musim hujan lebat pada hari pertama sampai kedelapan bulan gelap, puncaknya pada bulan Syafar dan Mulud tahun Hijriyah. (rdr-008)