PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Pergerakan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat seminggu menjelang puasa Ramadhan 1444 Hijriah/2023 masih relatif stabil.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Sekretariat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Yozky Wandri di Painan, Kamis mengatakan sejak dua pekan terakhir pihaknya secara rutin memantau dan melakukan koordinasi lintas sektoral guna mengantisipasi gejolak harga bahan kebutuhan pokok menjelang puasa Ramadhan.
“Dari hasil koordinasi untuk ketersediaan beras menurut Bulog Divre II Sumatera Barat relatif aman,” katanya.
Pemerintah menetapkan awal Ramadhan 1444 Hijriah pada 23 Maret. Demikian juga dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang sudah jauh-jauh hari menetapkan 1 Ramadhan pada tanggal tersebut.
Sedangkan 1 Syawal 1444 Hijriah menurut Majelis Tarjih salah satu organisasi Islam terbesar itu jatuh pada 21 April 2023. Meski demikian Nahdlatul Ulama (NU) hingga kini masih belum menetapkan, namun dengan perkiraan jatuh pada 22-23 Maret.
Ia melanjutkan selain ketersediaan cadangan beras pemerintah yang cukup, sejumlah kecamatan di Pesisir Selatan kini mulai memasuki musim panen. Bahkan beberapa di antaranya tercatat sebagai sentra produksi padi.
Kekhawatiran justru terjadi pada cabai, bawang dan telur dan minyak goreng, karena berdasarkan pantauan dari Dinas Perdagangan, empat komoditi strategis itu mulai bergerak naik sejak sepakan terakhir akibat ketersediaan yang minim.
Karena itu untuk menjaga gejolak harga agar tetap terkendali, pemerintah daerah bersama Bulog Divre II Sumatera Barat merencanakan operasi pasar di beberapa titik dan sejumlah kecamatan, termasuk di Painan.
Selain pengendalian harga, operasi pasar sekaligus bagian dari intervensi pemerintah kabupaten dalam rangka menjaga daya beli masyarakat, khususnya bagi rumah tangga kurang mampu.
“Karena konsumsi rumah tangga dari sisi permintaan adalah penyumbang terbesar terhadap struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahunnya,” kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Pesisir Selatan Dalam Angka (PSDA) 2023 merilis terjadinya penurunan produksi cabai keriting di daerah itu dari 55.132 Kilogram di 2021, menjadi 50.419 Kilogram pada 2022.
Gejala penurunan produksi juga terjadi pada komoditi bawang merah yang hanya sebesar 1.463 Kilogram sepanjang 2022, dari biasanya 1.715 Kilogram selama periode 2021.
Sementara produksi telur ayam buras di daerah berjuluk ‘Negeri Sejuta Pesona’ itu tercatat sebanyak 337.583 butir selama pada 2022. Telur ayam kampung 861.099 butir dan telur bebek 1.196.567 butir.
Di tempat terpisah, Rosmiati (56) salah seorang pedagang cabai di Pasar Inpres Painan menyampaikan harga cabai merah mengalami penurunan dari Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu per kilogram.
Kondisi serupa juga dialami cabe rawit dari Rp40 ribu per Kilogram menjadi Rp35 ribu per Kilogram. Kenaikan justeru terjadi pada bawang merah dari sebelumnya Rp24 ribu per Kilogram kini Rp30 ribu per Kilogram.
“Bawang putih juga mengalami kenaikan harga. Ini sudah terjadi sejak lima hari lalu,” sebutnya.
Sementara Gusmiati (48) salah seorang pedagang telur mengonfirmasi terjadinya kenaikan harga rata-rata Rp5 rupiah per karpet sejak empat hari terakhir, mulai dari telur ayam buras, ayam kampung maupun telur itik.
Kenakan dipicu kelangkaan pasokan dari daerah sentra produksi. Sebagian besar telur ayam buras dan ayam kampung yang beredar di Pesisir Selatan berasal dari luar daerah.
“Ya, dari Payakumbuh. Ada yang ngantar. Kalau telur itik dari Bayang,” tuturnya.
Untuk harga beras masih relatif stabil seperti PB 42 yang masih terpantau Rp12 ribu per Kilogram sejak satu bulan terakhir. Varietas sokan dan bakwan masing-masing Rp13 ribu per Kilogram.
Stabilitas harga tersebut sejalan dengan masih berlangsungnya panen hampir di semua kecamatan. Kenaikan harga justeru diperkirakan terjadi setelah lebaran Idul Fitri, seiring habisnya masa panen.
“Kami yakin perubahan harga tidak akan banyak terjadi hingga lebaran nanti,” ujarnya. (rdr/ant)