PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar optimis kehadiran Pasar Inpres Painan sebagai pasar rakyat yang lebih representatif mampu meningkatkan ekonomi daerah dan masyarakat khususnya.
Apalagi sektor perdagangan merupakan lapangan usaha yang memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pesisir Selatan setelah sektor primer, dengan pangsa pada 2022 mencapai 12 persen.
“Sesuai visi-misi pembangunan, sektor perdagangan adalah salah satu lapangan usaha andalan,” ungkap usai peletakan batu pertama revitalisasi pasar Inpres Painan di Painan, Senin 2 Oktober.
Peletakan batu pertama turut disaksikan Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumatera Barat Kementerian Pekerjaan Umum Kusworo Darpito, Kapolres AKBP. Novianto Taryono, Wakil Ketua DPRD Aprial Habbas.
Perwakilan Dandim 0311 Pesisir Selatan, Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul, tenaga ahli dan kontraktor pelaksana, ketua pedagang pasar Inpres Painan, tokoh masyarakat dan Ninik mamak Kota Painan.
Bupati melanjutkan selain untuk lapangan usaha perdagangan keberadaan pasar Inpres Painan juga disiapkan sebagai penopang sektor pariwisata, mengingat besarnya potensi wisata bahari yang dimiliki daerah.
Posisinya yang berada di jalur utama Lintas Barat Sumatera bakal menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk singgah menikmati pesona alam dan berbagai produk khas Pesisir Selatan.
“Jadi, ia tidak hanya sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, tapi sekaligus bakal menjadi ikon Kota Painan,” terang bupati.
Karena itu bupati mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat, khususnya pada Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadi Muljono, Ketua Komisi V DPR Lasarus dan Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima terhadap pembangunan di Pesisir Selatan.
Mimpi Painan sebagai ibu kota kabupaten untuk punya pasar yang lebih representatif kini telah terwujud. Pembangunan yang dilakukan selama ini hanyalah penambahan di tiap jengkal tanah yang dimiliki pasar saja.
Beberapa diantaranya adalah revitalisasi pada bagian-bagian yang telah rusak berat, bahkan sempat mengalami kebakaran pada 2007, menghanguskan 32 petak toko akibat tata letak bangunan yang tidak mendukung akses mobil pemadam.
Selain itu pasar Inpres Painan kini sudah terasa sempit dan cenderung tidak memiliki area parkir, seiring semakin tumbuhnya kegiatan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan pasar.
“Dengan revitalisasi ini, tentu pasar Painan nantinya tidak kalah dengan pasar di daerah lain di Sumbar,” terang bupati.
Karena itu bupati berharap seluruh elemen di Pesisir Selatan, khususnya di kawasan Painan turut mendukung kegiatan tersebut demi kepentingan umum dan keberlajutan pembangunan daerah.
Bupati juga mengajak semua pihak untuk mewujudkan suasana kondusif, sehingga pembangunan di Pesisir Selatan berjalan lancar. Segala persoalan hendaknya bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Pada kesempatan itu Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumbar Kementerian PU Kusworo Darpito menyampaikan revitalisasi pasar Inpres Painan merupakan usulan bupati pada September 2022.
Kemudian November 2022 Kementerian PU menyatakan kelayakan pembangunannya, dengan alokasi dana lebih kurang Rp53 miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kegiatan dilaksanakan selama dua tahun anggaran, 2023-2024. Kami telah kontrak dengan PT Putra Jaya Andalan sebagai pelaksana,” tuturnya.
Ia berharap dengan pembangunan pasar yang lebih baik dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, karena pasar merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan ekonomi.
Konsep pembangunan mengedepankan prinsip ramah lingkungan. Dirinya berpesan agar pasar dapat dikelola dengan baik sesuai fungsinya, sehingga tujuan kesejahteraan masyarakat benar-benar terwujud.
“Kami berharap kontraktor pelaksana bisa mengerjakan kegiatan sesuai dengan kontrak yang disepakati atau selama 305 hari kalender,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul menjelaskan pasar Inpres Painan dibangun di atas lahan seluas 8.877 meter per segi, dengan bangunan 3 lantai.
Bangunan itu diperkirakan bakal mampu menampung lebih kurang 553 pedagang. Menurutnya pedagang lama akan menjadi prioritas untuk menempati kios atau petak yang disiapkan.
“Kami akan bagi sesuai peruntukan dan seadil-adilnya,” sebut Mimi. (rdr/ant)