KTM Lunang Silaut merupakan daerah transmigrasi yang yang dibuka Presiden Soeharto pada 1973 dan 1978, namun masih butuh dukungan infrastruktur dasar yang memadai.
Ia menjelaskan, konektivitas di lingkup kecamatan maupun antar kecamatan di kawasan KTM masih sangat rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari 239 kilometer panjang ruas jalan di Silaut, 105,7 rusak berat.
Rusak sedang 61,42 kilometer dan sisanya rusak ringan dan jalan berkondisi baik.
Sedangkan di Kecamatan Lunang, jalan dengan kondisi rusak berat mencapai 189,30 Kilometer dari total 313 kilometer panjang ruas jalan yang ada.
“Sepanjang 77,75 kilometer jalan kabupaten di Lunang rusak sedang. Sisanya berkondisi rusak ringan dan baik. Dua kecamatan ini paling parah dari 15 kecamatan di Pesisir Selatan,” terangnya.
Menurutnya, perluasan konektivitas antar kecamatan dan peningkatan kualitas jalan berkondisi baik di KTM Lunang-Silaut musti segera ditingkatkan, sehingga distribusi barang dan jasa menjadi lancar.
“Selain itu juga bisa dijadikan jalur alternatif Painan-Muko-Muko, Provinsi Bengkulu, jika ruas jalan nasional Padang-Bengkulu tidak bisa di lewati” ujarnya.
Pembiayaan pembangunan poros KTM Lunang-Silaut berasal dari APBN 2024 sebesar Rp123 miliar melalui DAK Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. (rdr/ant)