SAWAHLUNTO, RADARSUMBAR.COM – Kawasan Geopark atau taman bumi di Sawahlunto, Sumatera Barat dijadikan sebagai kampus lapangan geologi terintegrasi oleh Universitas Teknologi Petronas Malaysia, Universitas Islam Riau (UIR) dan Universitas Padjajaran (Unpad).
Pengurus Badan Pengelola Geopark Nasional Sawahlunto Robert Petra Ramadhona, di Sawahlunto, Sabtu mengatakan, kegiatan kampus lapangan geologi terintegrasi itu telah dimulai dengan kuliah lapangan mahasiswa dari ketiga Universitas tersebut selama 13 hari di Sawahlunto yakni sejak Minggu (2/7/2023) sampai Sabtu (15/7/2023).
“Ada sejumlah 77 orang mahasiswa ditambah 10 dosen pembimbing dari Universitas Teknologi Petronas Malaysia, UIR dan Unpad yang sedang kuliah lapangan mempelajari aspek geologi pada geopark Sawahlunto.”
“Kemudian, mahasiswa tersebut juga membantu membangun edukasi tentang geopark kepada masyarakat sekitar, serta menjalankan prinsip konservasi lingkungan melalui penelitian serta pemetaan,” kata dia.
Disampaikan Robert, sejumlah rangkaian kegiatan kampus lapangan geologi terintegrasi itu antara lain adalah ; Join Field Work, Teknik Lapangan, dan Pemetaan Geologi Lanjut.
“Beberapa lokasi geopark Sawahlunto yang dikunjungi mahasiswa ini adalah Batu Runcing Silungkang, Simpang Kubang, Lubang Tambang Mbah Soero, Kebun Buah Kandi, Sangkarewang dan Desa Tumpuak Tangah,” ujarnya merinci.
Kemudian dalam rangkaian kampus lapangan tersebut, para dosen pembimbing dan Badan Pengelola Geopark Nasional Sawahlunto merumuskan pembentukan Forum Geologi Sawahlunto.
“Kami mendiskusikan rencana pembentukan Forum Geologi Sawahlunto ini bersama Wakil Wali Kota Sawahlunto Zohirin Sayuti.”
“Dimana bapak Wawako menyambut baik dan menyatakan Pemko siap bersinergi mendukung dan memfasilitasi karena keberadaan forum tersebut dinilai berperan strategis untuk memberdayakan potensi-potensi geologi yang dimiliki Sawahlunto,” kata dia.
Sementara salah seorang dosen pembimbing dari Universitas Teknologi Petronas Malaysia Prof.Dr. Mohd Suhaili Ismail menyatakan bahwa Sawahlunto merupakan kawasan aset dunia yang mempunyai keunikan geologi.
Sehingga, kekayaan geologi tersebut menjadi salah satu unsur yang mengantarkan Sawahlunto meraih pengakuan UNESCO sebagai Ombilin Coal Mining Heritage Sawahlunto (OCMHS)/Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.
“Sawahlunto mengambil tema geopark-nya yaitu sebagai ‘jendela cekungan Ombilin”. Ini sangat menarik dan perlu dikembangkan potensinya,” kata dia.
Wakil Wali Kota Sawahlunto Zohirin Sayuti mengatakan dipercayanya Sawahlunto menjadi kampus lapangan geologi terintegrasi tersebut berarti membuka potensi kawasan wisata Sawahlunto dapat menjadi destinasi pariwisata edukatif yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
“Dampaknya nanti secara langsung maupun tidak langsung akan menghadirkan kunjungan wisata, hospitality, sampai pemberdayaan UMKM,” kata dia.
Ditambahkan Wawako Zohirin, nantinya hal itu juga bisa membuka potensi Kota Sawahlunto menjadi lokomotif pariwisata edukatif berbasis kegeologian dan sejarah di Sumatera Barat. (rdr/ant)