Buya Ahmad Syafii Maarif Jadi Nama Jalan di Sijunjung

Jalan tersebut terbentang dari Pulau Berambai melewati Gedung Dakwah Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif (GDM-ASM) Kabupaten Sijunjung.

Plang Jalan Ahmad Syafii Maarif di Kabupaten Sijunjung. (Foto: Dok. Muhammadiyah)

Plang Jalan Ahmad Syafii Maarif di Kabupaten Sijunjung. (Foto: Dok. Muhammadiyah)

SIJUNJUNG, RADARSUMBAR.COM – Nama Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah periode 1998 hingga 2005, Almarhum Buya Ahmad Syafii Maarif resmi menjadi nama jalan di Muaro Sijunjung, Kabupaten Sijunjung.

Dinukil dari laman resmi Muhammadiyah, jalan tersebut terbentang dari Pulau Berambai melewati Gedung Dakwah Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif (GDM-ASM) Kabupaten Sijunjung.

Selain itu, Jalan Ahmad Syafii Maarif juga melintasi Gedung Bersama, Pasar Inpres hingga Simpang SMK Karya Mulia. Pengabdian nama Ahmad Syafii Maarif menjadi sebuah jalan bukan tanpa alasan.

Selain pernah menjabat Ketua Umum (Ketum) organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar kedua setelah Nahdlatul Ulama.

Langkah itu juga diambil sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dan dedikasi pria kelahiran 1935 tersebut sebagai tokoh nasional dan guru bangsa.

Sebelumnya, Universitas Muhammadiyah Sumbar (UMSB) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sijunjung telah meresmikan Museum Rumah Kecil Buya Syafii Maarif pada 19 September 2022.

Tokoh Muhammadiyah yang wafat pada Mei 2022 itu juga diusulkan agar bisa menjadi Pahlawan Nasional. Museum itu merupakan rumah keluarga orang tua laki-laki dari Ahmad Syafii Maarif di Pasar Rakyat Jorong Calau, Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung.

“Rumah ini adalah rumah Bako atau keluarga besar ayah dari Buya Syafii, sejak umur 18 bulan ia pindah ke rumah ini karena ibunya wafat saat itu.”

“Artinya dari kecil Buya sudah menempati rumah ini hingga merantau ke Jawa,” kata seorang kerabat Buya Syafii, Yusriati (62).

Ia mengatakan Syafii Maarif dikenal hidup sederhana dan berwawasan luas sejak kecil, katanya, Buya juga selalu menginap di rumah berstruktur bangunan lama berbahan kayu yang dibangun pada 1925 itu setiap pulang ke kampung halamannya yang jauh dari perkotaan itu.

“Listrik penerangan di kampung ini baru teraliri pada 2004, jalan diperbaiki, masjid dibangun, semua itu perjuangan Buya, beliau banyak berjasa,” kata dia.

Rumah sederhana itu menyimpan dokumentasi dan barang-barang peninggalan Syafii Maarif sejak kecil dan masih tertata dengan rapi, bangunan itu juga belum pernah dipugar.

Buya Ahmad Syafii Maarif wafat setelah sempat masuk ke rumah sakit sejak 14 Mei 2022 usai mengeluh sesak napas akibat permasalahan pada jantungnya.

Pada awal Maret 2022, Buya Syafii juga sempat menjalani perawatan medis di RS PKU Gamping.

Selama dua minggu, Buya Syafii menjalani perawatan sampai kondisinya membaik dan diperkenankan untuk pulang sebelum dinyatakan wafat. (rdr-008)

Exit mobile version