Menurut Yori Antar, Solok Selatan memiliki makna yang sangat penting baginya sebagai seorang arsitek.
“Saya masih ingat bagaimana saya datang pertama kali pada 2018 dan ketika di Solok Selatan, saya mendapat pengalaman bagaimana kami berkomunikasi dengan masyarakat dan pemerintah,” katanya.
Dalam membranding kawasan itu, katanya, bagaimana ‘menjual’ pariwisata kawasan ini karena dalam satu wilayah terdapat banyak rumah gadangnya.
“Tugas saya bagaimana membranding kawasan wisata bersejarah itu dan mendapat formula bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat,” ujarnya.
Ia mendorong, agar wisata di Indonesia berbasis ecotourism, pariwisata berbasis geopark yang mengedepankan kearifan budaya lokal. (rdr/ant)