PADANG ARO, RADARSUMBAR.COM – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solok Selatan, Sumatera Barat Abdul Razi mengatakan produksi padi daerah itu pada 2021 meningkat menjadi 59.074 ton atau naik sebanyak 10.577 ton dibandingkan 2020 yang hanya 48.497 ton.
“Peningkatan produksi padi di Solok Selatan disebabkan dua faktor yaitu naiknya total luas panen dari 13.647 hektare menjadi 14.618 hektare dan produktifitas juga naik dari 3,5 ton menjadi empat ton per hektare,” katanya di Padang Aro, Rabu (23/3/2022).
Dia menjelaskan, walaupun produksi padi 2021 naik cukup tinggi tetapi tapi masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 62.326 ton apalagi pada 2018 sebanyak 64.491 ton.
Kenaikan produksi padi berpengaruh pada beras yang mana hasilnya pada 2021 mencapai 34.029 ton sedangkan pada 2020 hanya 27.936 ton. Dia menyebutkan, data produksi padi maupun beras ini berdasarkan survei kerangka sampel area (KSA) yang dilakukan BPS.
Kabupaten Solok Selatan katanya, tercatat memiliki lahan sawah seluas 8.103 hektare dimana 7.198 hektare sudah memakai sistem irigasi untuk pengairan sedangkan sisanya masih merupakan sawah non irigasi (tadah hujan).
Rendahnya produksi padi pada 2020 katanya, karena susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi serta serangan hama.
Selain itu, luas lahan panen padi pada 2020 juga berkurang menjadi 13.646,53 hektare sedangkan pada 2019 mencapai 14.725,29 hektare disebabkan peralihan penanaman dari padi ke komoditas lainnya seperti jagung, cabai dan bawang merah.
Selang empat tahun terakhir produksi pada Solok Selatan paling tinggi pada 2018 yang mencapai 64.491 ton begitu juga dengan luas panen seluas 15.179 hektare dan produktivitas 4,2 ton per hektare.
Sedangkan untuk sayur-sayuran seperti cabai pada 2021 produksinya 3.363,6 ton, bawang merah 2.819,5 ton dan kangkung 255,5 ton. (rdr/ant)