PADANG ARO, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Sumatera Barat, terus menggenjot upaya untuk mengentaskan daerah tanpa akses jaringan telekomunikasi dan sulit sinyal dalam menuju kabupaten perbatasan yang berdigital.
Wakil Bupati Solok Selatan Yulian Efi di Padang Aro, Senin (27/6/2022), mengatakan pihaknya telah menemui Telkom Sumbar dan Telkomsel Padang, yang dilanjutkan berkunjung ke Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informatika (BAKTI) Kominfo di Jakarta, Rabu (22/6/22).
Saat mengunjungi BAKTI Kominfo, katanya menambahkan Direktur Layanan Untuk Masyarakat dan Pemerintah, Danny Januar Ismawan menyampaikan bahwa secara kebijakan nasional program pembangunan Base Transceiver Station (BTS ) atau menara telekomunikasi saat ini ditujukan untuk daerah-daerah tertinggal dan wilayah Timur.
“Pak Danny berjanji untuk tetap membawa aspirasi yang telah disampaikan Pemkab Solok Selatan, khususnya untuk daerah-daerah yang sulit diakses secara transportasi dan yang masih tertinggal,” katanya yang didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Solok Selatan, Firdaus Firman.
Ia mengatakan, Pemkab Solok Selatan saat ini sedang membangun digitalisasi di berbagai sektor, salah satunya adalah penerapan disiplin melalui absensi daring.
Digitalisasi kabupaten yang perbatasan dengan Kerinci Jambi ini masih terkendala karena masih memiliki daerah-daerah yang sulit sinyal dan tanpa sinyal atau blank spot.
Dari total 172 sekolah negeri (TK, SD, SMP), sebanyak 42 diantaranya atau hampir seperempatnya berada di wilayah blank spot dan sulit sinyal.
Termasuk sebanyak 8 kantor desa/nagari atau 20% dari total 39 nagari masih berada di area blank spot atau sulit sinyal. “Dan ini tentu akan menghambat digitalisasi yang sedang kami bangun dan peningkatan layanan kepada masyarakat melalui digitalisasi layanan,” katanya.
Kecamatan Sangir Batang Hari, katanya merupakan kecamatan dengan titik blank spot terbanyak, yakni 16 titik yang tersebar di 5 nagari/desa.
Dengan luas wilayah mencapai 632 kilometer persegi dan jumlah penduduk 16 ribu lebih, di kecamatan ini hanya tersedia 5 menara telekomunikasi dengan kontur daerah berbukit-bukit.
Jumlah menara, katanya ini hanya mampu memberikan akses komunikasi kepada 57,9 persen penduduk, sedangkan 42,1 persen nya masih blank spot.
Ia menambahkan, pihaknya telah mengajukan 34 usulan untuk pengadaan V-SAT di Solok Selatan, serta 16 usulan untuk pembangunan BTS, yang segala persyaratan sudah dilengkapi, dan sudah disetujui melalui aplikasi PASTI BAKTI. “Namun belum direalisasikan,” katanya. (rdr/ant)