Agar lebih Terencana, Pemkab Solsel bakal Buat Rencana Penanggulangan Bencana

Setelah konsultasi, kemudian kita lakukan asistensi kembali dengan BNPB untuk merekomendasikan dokumen RPB yang dibuat

Warga diungsikan dengan perahu karena akibat banjir meluap dari Sungai Bengawan Solo. (Foto: ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

PADANGARO, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, pada tahun ini akan membuat dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) agar upaya-upaya penanggulangan bencana lebih terencana, terarah, dan terintegrasi.

“Saat ini masih dalam proses asistensi dengan BNPB, bahkah mulai dari kelompok kerja dan RAB kita sudah asistensi dengan BNPB,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Novi Hendrix di Padang Aro, Senin.

Setelah BNPB memberikan rekomendasi, katanya pelelangan baru bisa dimulai. “Nanti kita lelang, kita tunjuk konsultan perencanaan,” ujarnya.

Saat pelaksanaan penyusunan dokumenRencana Penanggulangan Bencana, katanya, akan dilakukan dua kali konsultasi yang dilakukan dengan masyarakat atau stakeholder.

“Setelah konsultasi, kemudian kita lakukan asistensi kembali dengan BNPB untuk merekomendasikan dokumen RPB yang dibuat,” ujarnya.

Ia menyebutkan bentuk keterlibatan masyarakat, dilakukan mulai dari penjaringan isu, pemberian tanggapan dan hasil. “Nanti hasilnya kita seminarkan benar atau sesuai tidak dokumentasi yang kita susun,” katanya.

Solok Selatan, daerah pemekaran Kabupaten Solok, memiliki banyak perbukitan yang rawan dengan pergerakan tanah.

Kabupaten yang memiliki pagar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) itu dialiri puluhan sungai besar dan kecil sehingga memiliki ancaman bencana hidrometeorologi.

Sebagai upaya pencegahan bencana banjir, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera V telah melakukan normalisasi Sungai Batang Suliti serta pelebaran tempuran sungai antara Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Bangko.

Penyempitan tempuran sungai Batang Bangko dan Batang Suliti menyebabkan Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muara Labuh, Kecamatan Sungai Pagu, menjadi daerah langganan banjr saat terjadi hujan deras.

Salah satu kecamatan di kabupaten yang berbatasan dengan Kerinci, Jambi, ini berada di kaki Gunung Kerinci, yang berpotensi mendapat ancaman dari erupsi gunung api aktif tertinggi di Asean ini.

Solok Selatan juga memiliki potensi bencana gempa bumi karena dilintasi Segmen Sesar Suliti dengan ujung utara segmen berada pada Danau Diatas dan Danau Dibawah di Kabupaten Solok. Sesar ini menelusuri lembah Sungai Suliti ke tenggara hingga anak-anak Sungai Liki di barat laut Gunung Kerinci.

“Hanya tsunami yang tidak ada di Solok Selatan karena tidak memiliki laut,” ujar Novi.

Rencana Penanggulangan Bencana ini, katanya akan menjadi acuan dalam penanggulangan bencana, mulai dari pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, transisi darurat ke pemulihan hingga ke rehabilitasi dan rekonstruksi. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version