Direktur PT. HAM Chudori, yang juga pakar kentang, dan pemegang lisensi bibit kentang Medians mengatakan keinginannya bahwa usaha yang dilakukan di Solsel adalah berkelanjutan, baik pembibitan, penanamannya, dan juga industri olahannya. Dia juga memastikan jika Solsel memenuhi syarat untuk dilakukan budidaya kentang.
“Saya sudah berkeliling. Suhu di Solsel sangat bagus. Suhu 1000 meter mdpl di Garut misalnya sudah mulai terasa panas. Tapi di ketinggian yang sama di Solsel masih terasa dingin. Dan ini cocok untuk kentang,” jelasnya.
Chudori menambahkan bahwa salah satu syarat utama bagaimana budidaya kentang dapat produksi maksimal, adalah harus dipelihara setiap hari secara intensif.
“Jika petani merawatnya dengan intensif, 1 Ha bisa produksi 25 ton. Namun jika tidak dirawat intensif bisa jadi hanya 5 ton per Ha,” terang Chudori petani milenial Garut, petani dan pengusaha kentang yang beromset miliaran rupiah setiap bulan tersebut.
Ia berjanji akan mensupport secara maksimal pengembangan budidaya kentang di Solsel. “Kita akan transfer teknologi kepada para petani di Solsel, serta siap membantu pengembangan pertanian kentang di Solsel,” ujarnya.
Selanjutnya Camat Sangir Abul Abas mengatakan bahwa di beberapa titik rencana pemanfaatan lahan sudah sosialisasikan dengan masyarakat. Dan menurutnya, masyarakat telah siap untuk bekerjasama nantinya. Dalam pemaparan rencana kerja, disebutkan biaya penanaman kentang untuk 1 Ha sebesar Rp. 130.556.000. J
ika produksi kentang 25 Ton per Ha dan harga dasar Rp6.500per kg, maka pendapatan Rp162,5 Juta/Ha. Didapat keuntungan Rp31.944.000 per Ha dalam satu musim (4 bln). Para petani yang direkrut diperlakukan sebagai mitra kerja, dimana pada lahan usaha yang digarapnya mereka didudukkan sebagai pemilik usaha.
Segala kebutuhan sarana produksi dan peralatan disediakan oleh PT. UTSM, begitu juga dengan biaya kebutuhan hidup para petani mitra sesuai tingkat upah yang berlaku. Semuanya diberlakukan dengan kesepakatan kedua belah pihak yang dicantumkan dalam kontrak kerjasama kemitraan masing-masing petani. (*)
sumber: harianhaluan.com