SOLOK, RADARSUMBAR.COM-Pernyataan Bupati Solok Epyardi Asda yang menyebut ada Dajal di Kabupaten Solok saat melantik para kepala OPD se-Kabupaten Solok memantik komentar dari Ketua DPRD Solok Dodi Hendra Dt Pandeka Sati. Dia meminta Epyardi menunjukkan siapa dan dimana Dajal itu dan akan ditumpas bersama-sama.
“Siapa yang Dajal? Kalau memang ada Dajal di Kabupaten Solok yang mengganggu Bupati atau siapa saja, kami siap menumpasnya. Karena, Bupati mendapat dukungan dari Partai Gerindra. Kami tanpa dibayar bekerja memenangkan Asda-Pandu (Epyardi Asda-Jon Firman Pandu). Kami mengeluarkan tenaga kami. Karena untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Solok,” kata Dodi Hendra, Selasa (2/11/2021).
Dodi menantang Epyardi menunjukkan kalau memang ada Dajal di Kabupaten Solok, dia akan menyerang dan menghabisinya. “Kalau Bupati bekerja sesuai aturan, sesuai mekanisme, bretika politik, beretika birokrasi, kami mendukung. Kami mengawal. Tapi kalau tak sesuai atau salah regulasinya, kami yang mengingatkan. Yang pertama, karena kita mendukung bupati dari awal. Berjuang memenangkan Asda-Pandu dari awal. Tapi kalau salah, kami juga yang mengingatkan,” kata Sekretaris PD Satria Sumbar ini.
Yang namanya manusia, kata Dodi Hendra, harus saling mengingatkan. Karena kalau tak bisa diingatkan ya sama dengan binatang. “Kalau masih manusia, harusnya bisa diingatkan, tak perlu dikeraskan. Kalau tak bisa diingatkan lagi, itu sama saja dengan binatang, harus pakai kekerasan,” kata Dodi Hendra yang merasa yakin, tidak ada Dajal di Kabupaten Solok.
Dodi mengingatkan, semua harus Bersatu kekuatan yang dimiliki untuk menumpas Dajal kalau ada. “Selemah-lemahnya kita, jangan bergabung dalam kemungkaran. Pergi dari tempat kemungkaran tersebut,” katanya.
Dodi juga menyinggung pakaian seragam yang berbeda saat para kepala OPD dilantik oleh Bupati Epyardi Asda. Tidak memakan seragam ASN berwarna krem, tapi memakai pakaian semi taktikal berwarna dongker.
“Kalau masalah baju baru dan lain-lain, mungkin Bupati punya tujuan yang baik. Meski belum disebutkan untuk apa. Yang penting Bupati melantik orang-orang kemarin, yang terbaik untuk Kabupaten Solok. Jangan ngomong saja terbaik untuk rakyat. Mana yang untuk rakyat? Mana yang untuk masyarakatnya. Tentu, badabua ombak nampak pasie deknyo, kato rang Solok,” tegas Dodi.
Dodi mengimbau semua pihak agar memakai etika yang baik dalam bicara, berteika birokrasi, etika ada, bukan malah marah-marah dan mengancam. ”Saat Bupati berbicara pada pelantikan, semua yang hadir itu ASN. Mereka harus dibina. Ada tata cara pembinaan organisasi. Tak pula harus di depan forum ngomong Dajal. Jangan sampai ditiru anak cucu ke depan. Kita punya tokoh-tokoh sentral, tokoh disegani, disayang, dihormati. Bupati penyelenggara pemerintahan kabupaten, harus pandai-pandai,” tutup Dodi. (rdr)