SOLOK, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota (Pemko) Solok, Sumatera Barat menyosialisasikan Bina Keluarga Balita (BKB) sebagai upaya untuk menurunkan kasus gizi buruk dan perkembangan anak yang terlambat di daerah itu.
Wakil Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra di Solok, Rabu, mengatakan kegiatan ini sebagai upaya mengurangi balita yang mengalami gizi buruk, perkembangan terlambat, kecerdasan kurang, serta meningkatkan kualitas kinerja para kader agar lebih profesional.
“Karena sehebat apapun pendidikan formal yang ada di kota kita ini, namun jika gizi anak tidak diperhatikan dari ibu hamil sampai dengan balita dan menjelang masuk sekolah, tentu ini juga tidak akan memberikan hasil yang maksimal terhadap masa depan anak-anak kita nantinya,” ucap dia.
Hal itu disampaikan Ramadhani saat membuka kegiatan sosialisasi kader Bina Keluarga Balita (BKB) secara resmi yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) kota Solok.
Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Ardinal, Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat serta seluruh kader BKB kelurahan.
Di samping itu, ia menyampaikan bahwa pembangunan sumber daya manusia sebagai penting dan merupakan prioritas utama yang diindikasikan melalui tiga bidang, yakni pendidikan, kesehatan, dan perekonomian atau lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Program peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan program peningkatan ketahanan keluarga.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah telah menetapkan kebijakan bidang ketahanan keluarga dalam program kependudukan, khususnya Program Keluarga Berencana.
“Yaitu keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Selain itu, ia menyampaikan terima kasih kepada ibu-ibu kader yang selama ini dengan sukarela telah membantu pemerintah dalam menyosialisasikan ketahanan keluarga.
“Semoga apa yang ibu-ibu kerjakan bernilai ibadah di sisi Allah SWT,” ucapnya.
BKB merupakan program dalam rangka pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang balita secara optimal. Sasaran BKB keluarga atau orangtua yang memiliki balita. (rdr/ant)