Luasnya wilayah yang terdampak banjir bandang lahar dingin Marapi saat kejadian, kata Abdul Malik, menjadi salah satu tantangan bagi tim gabungan untuk menemukan 10 korban lainnya.
“Kondisi itu diperparah oleh cuaca, seperti tingginya intensitas curah hujan selama beberapa hari terakhir. Yang pasti tim pencarian terus berupaya semaksimal mungkin mencari korban hilang, termasuk menyusuri aliran sungai,” katanya.
Selain menggunakan anjing pelacak, tim gabungan juga menggunakan alat berat untuk membersihkan tumpukan material sisa-sisa banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi. “Sebab, bisa saja korban tertimbun, sehingga tidak diketahui,” katanya.
Khusus pencarian di sepanjang aliran sungai yang berada di Kabupaten Sijunjung, Abdul Malik mengatakan akan mengevaluasi pencarian.
“Karena selama empat hari di lokasi tersebut, Tim SAR Gabungan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban,” tuturnya. (rdr/ant)