Basarnas: Pencarian 10 Warga Tanah Datar yang Terseret Banjir Bandang Lahar Dingin Marapi Terus Dilakukan

Memasuki hari ke-14 setelah kejadian, tim pencarian belum berhasil menemukan tanda-tanda atau lokasi yang dicurigai.

Kepala Basarnas Kusworo (kiri) didampingi Direktur Operasi Basarnas Edy Prakoso meninjau langsung lokasi terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024) siang. (Foto: Dok. Basarnas)

Kepala Basarnas Kusworo (kiri) didampingi Direktur Operasi Basarnas Edy Prakoso meninjau langsung lokasi terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024) siang. (Foto: Dok. Basarnas)

BATUSANGKAR, RADARSUMBAR.COM – Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik mengatakan, Tim SAR Gabungan terus berupaya melakukan pencarian terhadap 10 warga Kabupaten Tanah Datar yang diduga terseret banjir lahar dingin pada Sabtu (11/5/2024) lalu.

Tim SAR gabungan masih terus berusaha mencari 10 korban yang merupakan warga Kabupaten Tanah Datar ke sejumlah sektor yang telah kami tentukan,” katanya, Jumat (24/5/2024) siang.

Memasuki hari ke-14 setelah kejadian, kata Abdul Malik, tim pencarian belum berhasil menemukan tanda-tanda atau lokasi yang dicurigai.

“Namun, Tim SAR Gabungan memastikan akan berusaha maksimal hingga berakhirnya masa perpanjangan pencarian korban pada tanggal 8 Juni 2024,” katanya.

Sementara itu, untuk Kabupaten Agam pencarian telah dihentikan setelah korban terakhir ditemukan pada Rabu (22/5/2024).

“Tim gabungan berhasil menemukan korban di daerah Jorong Taluak, Nagari Kubang Putiah, Kecamatan Banuhampu atau tujuh kilometer dari pusat lokasi bencana,” katanya.

Luasnya wilayah yang terdampak banjir bandang lahar dingin Marapi saat kejadian, kata Abdul Malik, menjadi salah satu tantangan bagi tim gabungan untuk menemukan 10 korban lainnya.

“Kondisi itu diperparah oleh cuaca, seperti tingginya intensitas curah hujan selama beberapa hari terakhir. Yang pasti tim pencarian terus berupaya semaksimal mungkin mencari korban hilang, termasuk menyusuri aliran sungai,” katanya.

Selain menggunakan anjing pelacak, tim gabungan juga menggunakan alat berat untuk membersihkan tumpukan material sisa-sisa banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi. “Sebab, bisa saja korban tertimbun, sehingga tidak diketahui,” katanya.

Khusus pencarian di sepanjang aliran sungai yang berada di Kabupaten Sijunjung, Abdul Malik mengatakan akan mengevaluasi pencarian.

“Karena selama empat hari di lokasi tersebut, Tim SAR Gabungan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban,” tuturnya. (rdr/ant)

Exit mobile version