“Kami membuat program 1 rumah 1 hafiz-hafizah untuk membentengi jiwa generasi di Tanah Datar, menjadikan generasi yang berakhlak, generasi tangguh dan taat kepada Allah SWT,” ucap politisi Partai Demokrat itu.
Saat ini, katanya, sudah terdapat lebih kurang 15 ribu penghafal Quran, minimal satu juz.
“Itu yang sudah kami lakukan di Tanah Datar saat ini demi melindungi generasi muda dan anak-anak kami,” imbuhnya.
Dinukil dari laman Harian Singgalang, pada tahun 2016 lalu, polisi mengungkap kasus asusila di Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar.
Peristiwa yang membuat buncah itu diduga diduga dilakukan oleh anak berusia 7 hingga 12 tahun dengan melibatkan empat anak perempuan 10 laki-laki.
Kapolsek Lintau Buo saat itu, AKP Yonef Aeria mengatakan, pihaknya menyarankan anak-anak tersebut dilakukan pembinaan khusus dan pengecekan medis.
“Perbuatan tak wajar itu terungkap dari kecurigaan warga, termasuk guru mengaji dan sekolah anak-anak tersebut. Saat diminta keterangan, mereka mengakui perbuatan mesum yang mereka lakukan,” kata Yonef saat itu.
Sementara itu, Radarsumbar.com sudah mencoba menghubungi Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tanah Datar, AKBP Derry Indra dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Rony Mulyadi Datuak Bungsu.
Namun, hingga berita ini dirampungkan, pesan singkat yang ditujukan kepada dua orang tersebut tak kunjung direspons. (rdr)