JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negaranya ke Tajikistan, setelah gerilyawan Taliban memasuki Kabul dan menguasai sebagian besar provinsi di negaranya. Ghani pergi ketika pemberontak mendekati ibu kota, sebelum akhirnya memasuki kota dan mengambil alih istana Presiden. Taliban berhasil menguasai Afghanistan hanya dalam 10 hari.
Taliban telah melakukan serangan kilat di negara itu, pasukan pemerintah porak-poranda tanpa dukungan militer AS, yang menyelesaikan penarikannya sesuai dengan tenggat waktu 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.
Pengambilalihan pemerintahan oleh pemberontak ini memicu ketakutan dan kepanikan di Kabul, diantaranya ketakutan dengan paham Islam garis keras kelompok itu, yang diberlakukan selama pemerintahan 1996-2001.
“Taliban telah menang dengan pedang dan senjata mereka, dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pertahanan diri warga negara mereka,” kata Ghani dalam sebuah pernyataan yang diposting ke Facebook dikutip CNA, Senin, 16 Agustus 2021.
“Mereka sekarang menghadapi ujian sejarah baru. Entah mereka akan mempertahankan nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lain,” tambahnya, seraya mengatakan dia pergi untuk mencegah “banjir pertumpahan darah”.
Komentar