Jadi, sebut Andre, Indonesia butuh pemimpin original, bukan pemimpin plastik.
“Intinya itu, silaturahim itu ternyata kalau istilah sepakbola, ini mengagetkan para pakar. Sama seperti hari ini, kami kami juga bersilaturahim dan berkunjung ke DPP Partai Demokrat. Sahabatnya koalisi perubahan. Jadi, kita tidak membujuk, kami menghormati Demokrat, Demokrat juga menghormati Gerindra yang telah komit dengan PKB. Saling menghormati, bangun tradisi baru,” kata Andre.
Andre menyebutkan, semua boleh berbeda pilihan, berbeda koalisi, berbeda calon, tapi harus menjaga kebersamaan sebagai anak bangsa.
“Kita harus jaga persatuan. Pak Prabowo punya kajian, yang membuat Indonesia bisa menjadi negara maju, elitnya harus bersatu. Pak Prabowo menjaga persatuan. Meskipun kita berbeda-beda pilihan. Inilah yang kita lakukan,” kata Andre yang juga ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Andre membantah jika Presiden Jokowi disebut sedang berada di persimpangan jalan. Dia meyakini, Jokowi berada di jalan yang benar.
“Saya pulang dari Solo Senin lalu, saya dari turun mobil langsung tukang parkir menyapa, ‘bang Andre.’ Dari tukang parkir, pelayan sampai pengunjung di rumah makan di Solo itu mendukung Pak Prabowo. Karena Pak Jokowi juga dukung. Ini akar rumput warga Solo yang bilang,” katanya.
Andre menyebut, saat ini faktanya di lapangan memang seperti itu. Prabowo terus dicintai dan diinginkan menjadi Presiden oleh rakyat.
“Presiden telah memberikan contoh yang baik. Beda pendapat dengan Ketum NasDem Pak Surya Paloh, tapi silaturahim terjaga. Bahkan pak Prabowo ingin bertemu Ketum PDIP Bu Megawati untuk silaturahmi. Kita harus menjaga bangsa ini,” katanya. (rdr)