“Di sini peran FKUB sangat penting untuk menetralisir suasana terkait toleransi dan indeks kerukunan. Sebenarnya peristiwa kerukunan juga banyak terjadi di daerah-daerah lain, soal mayoritas dan minoritas,” jelas Wagub.
“Sumatra Barat kondusifitasnya sangat terjaga. Dimana minoritas akan mengikuti budaya lokal setempat. Namun karena terkadang ekspos media berlebihan dan tidak melihat pangkal permasalahan secara jelas maka hal ini terjadi,” sambungnya.
Untuk itu ke depan Audy berharap FKUB harus terlibat dalam verifikasi terkait dengan permasalahan agama. Karena FKUB ini bukan dari pemerintah tetapi dari masyarakat artinya bukan menjadi objek tetapi menjadi subjek.
“Ke depan peran FKUB ini sangat penting. Di sini tokoh-tokohnya dari perwakilan ormas Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu lengkap. Yang penting forumnya kompak dulu, kalau forumnya kompak akan sulit dipecah belah,” harap Wagub. Ia berpesan agar organisasi ini mampu merawat kerukunan di Sumbar.
Sementara Ketua FKUB terpilih, Duski Samad mengatakan SK pengurus ini, lanjutan dari periode sebelumnya yang berakhir Oktober lalu. Ini sudah periode ke empat.
“Rekrutmennya sangat terbuka bagi seluruh agama. Mewakili seluruh kepentingan umat, sangat terbuka dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Tugas pokoknya sosialisasi, rekomendasi dan menciptakan kerukunan,” terang Duski. (rdr/rel)

















