“Jika kita hitung dari seribu lebih THL ini, tentu ada orang – orang yang mereka nafkahi, jadi kita bisa bayangkan berapa orang yang merasakan dampak atas kebijakan ini,” ungkap Dodi.
“Tak hanya itu, kami di DPRD sudah menganggarkan dana KONI untuk tahun 2021, tapi sekarang kita ketahui dana KONI Kabupaten Solok “nol”, padahal ada 15 orang atlet kita yang mewakili Sumbar pada PON Papua tahun ini.
“Memang semua biaya sudah ada di KONI Provinsi, tapi apakah tidak ada sekedar dukungan atau penghargaan untuk menyemangati putra-putri terbaik Kabupaten Solok yang nantinya akan memberikan dampak positif terhadap nama Kabupaten Solok,” jelasnya.
Diketahui sejak beberapa hari lalu, masyarakat Kabupaten Solok turun ke jalan untuk meminta sumbangan guna membantu memberikan dukungan terhadap atlet Kabupaten Solok yang saat ini tidak mendapat dukungan dari Pemkab Solok.
Hal ini dipertegas melalui postingan salah satu staf bupati Zulfa Zetya yang disebut-sebut menjadi tangan kanan Bupati Solok Epyardi Asda.
“Sejuta KOIN untuk ATLET PON Asal Kabupaten Solok” PERLUKAH? Kalau tujuannya untuk solidaritas mungkin boleh boleh saja. Tapi kalau tujuannya untuk menyudutkan Pemerintah Daerah atau Bupati sebagai Kepala Daerah mungkin tidak pas.”
“Karena biaya atlit Kabupaten Solok menuju PON itu bukan tanggung jawab Pemkab Solok dan tidak ada korelasinya. Kalau sekarang masyarakat Kabupaten Solok menggalang sejuta koin untuk atlit buat apa.? Karena semua kebutuhan atlit dan official sudah dipenuhi oleh KONI Sumbar, ” ungkap Zulfa dalam postingan akun medsosnya. (*)

















