Berkemampuan Nuklir dan Mampu Kelilingi Bumi sebelum Capai Target, Rudal Hipersonik China Bikin AS Keder

"China menguji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir pada Agustus yang mengelilingi dunia sebelum melaju menuju targetnya, menunjukkan kemampuan luar angkasa canggih yang mengejutkan intelijen AS"

Ilustrasi uji coba rudal. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Rudal hipersonik berkemampuan nuklir yang diuji coba China pada Agustus lalu dilaporkan mampu mengelilingi Bumi sebelum melesat ke target. Kemampuan inilah yang membuat otoritas Amerika Serikat (AS) terkejut.

Seperti dilansir dilaporkan Financial Times dan dilansir The Independent, Senin (18/10/2021), rudal itu disebut membawa kendaraan luncur hipersonik yang mengudara melalui orbit rendah di luar angkasa sebelum meluncur ke bawah menuju targetnya. “China menguji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir pada Agustus yang mengelilingi dunia sebelum melaju menuju targetnya, menunjukkan kemampuan luar angkasa canggih yang mengejutkan intelijen AS,” sebut Financial Times dalam laporannya.

Laporan Financial Times itu didasarkan pada laporan lima sumber yang mengetahui uji coba rudal hipersonik China pada Agustus lalu. Tiga sumber yang mendapatkan informasi intelijen soal uji coba itu menuturkan bahwa rudal hipersonik China meleset dari target sekitar 24 mil atau 39 kilometer.

Namun dua sumber di antaranya menyebut uji coba itu menunjukkan bahwa China telah berhasil membuat kemajuan luar biasa terkait persenjataan hipersonik dan jauh lebih canggih dari yang disadari oleh AS. Uji coba rudal hipersonik ini bahkan memicu pertanyaan baru soal mengapa AS sering meremehkan modernisasi militer China. “Kami tidak tahu bagaimana mereka melakukan ini,” ucap sumber keempat yang dikutip Financial Times dalam laporannya.

China bergabung dengan AS dan Rusia dalam mengembangkan senjata hipersonik, termasuk rudal yang dipasang pada kendaraan luncur yang diluncurkan ke luar angkasa dengan sebuah roket, namun mengorbit bumi dengan momentum mereka sendiri. Sumber-sumber yang dikutip Financial Times menyebut kendaraan luncur hipersonik itu dibawa oleh sebuah roket Long March, yang peluncurannya biasanya diumumkan China ke publik, namun uji coba pada Agustus lalu dirahasiakan.

Rudal hipersonik China dilaporkan mengudara dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan suara. Meskipun lebih lambat dari rudal balistik, rudal hipersonik China mampu melakukan manuver dan tidak mengikuti lintasan parabola tetap, yang membuatnya lebih sulit untuk dilacak.

Kedutaan Besar China menolak mengomentari laporan tersebut. Namun juru bicara kedutaan, Liu Pengyu, menyatakan China selalu mengupayakan kebijakan militer yang ‘bersifat defensif’ dan pengembangan militernya tidak dimaksudkan untuk menargetkan negara tertentu. “Kami tidak memiliki strategi global dan rencana operasi militer seperti yang dilakukan AS. Dan kami sama sekali tidak tertarik untuk melakukan perlombaan senjata dengan negara-negara lainnya,” tegas Liu.

“Sebaliknya, AS dalam beberapa tahun terakhir telah membuat-buat alasan seperti ‘ancaman China’ untuk membenarkan ekspansi militer dan pengembangan persenjataan hipersonik. Ini secara langsung meningkatkan perlombaan senjata dalam kategori ini dan sangat merusak stabilitas strategis global,” imbuhnya. (detik.com)

Exit mobile version