Moderasi beragama katanya, dapat dilakukan dalam tiga bentuk, diantaranya internalisasi nilai moderasi beragama melalui kurikulum pendidikan. “Kita akan berikan sosialisasi dan pemahaman kepada siswa, guru dan tenaga kependidikan,” tandas Helmi.
Lalu dilakukan sosialisasi dan pembinaan pada Aparatur Sipil Negara (ASN), organisasi masyarakat (ormas) dan organisasi keagamaan, pengurus masjid, tokoh agama dan tokoh adat. Yang tak kalah penting dari penguatan moderasi beragama itu sambung Helmi, adalah revitalisasi surau dengan merekrut tenaga profesional/ guru surau.
“Tahun 2022 kita akan lakukan revitalisasi surau, untuk 20 masjid raya dan masjid agung yang ada di Sumbar. Mulai dari rekrutmen imam dan khatibnya,” paparnya.
Kemudian, para juara MTQ dan STQ Nasional yang hafal alquran sekian juz ikut diberdayakan. “Nanti mereka juga kita fungsikan sebagai pengajar Alquran kepada generasi muda sekaligus konselor yang bisa menjawab persoalan masyarakat termasuk persoalan ekonomi,” tuturnya.
Kemudian tahun 2023 juga akan dilakukan revitalisasi 179 surau atau masjid besar di tingkat kecamatan. Tahun 2024 barulah dilakukan revitalisasi untuk semua masjid dan musala di nagari dan desa di Sumbar. (*/rdr)