JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Penerapan tata kelola dan etika pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) global dalam Readiness Assessment Methodology (RAM) AI di Indonesia didukung Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
“Kami mengapresiasi dukungan UNESCO dan seluruh pemangku kepentingan terhadap penerapan RAM (Readiness Assessment Methodology) AI di Indonesia. Kami bertujuan untuk mengembangkan kerangka tata kelola AI yang komprehensif yang dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan AI global,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Peluncuran Indonesia’s RAM AI di Jakarta, pada Senin (27/5/2024) dikutip dari laman infopublik.
Menurut Nezar Patria peluncuran RAM AI menjadi momentum menghadirkan tata kelola AI yang komprehensif. Sebab, banyak negara di dunia berupaya menyusun kebijakan mengenai teknologi AI untuk tingkat multilateral, regional, dan nasional.
Bahkan, sejak 2017, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melakukan kajian mengenai potensi risiko dan peluang pemanfaatan teknologi AI.
“Mulai dari pembentukan Satuan Tugas Komite Tingkat Tinggi Manajemen AI hingga yang terbaru Badan Penasihat Tingkat Tinggi AI Sekretaris Jenderal PBB. Semuanya memainkan peran penting dalam upaya kami untuk memajukan Tata Kelola Global AI,” jelasnya.
Nezar Petria mengatakan, salah satu deklarasi multilateral terbaru terkait tata Kelola AI berupa Resolusi Majelis Umum PBB tentang Memanfaatkan Peluang Sistem AI yang Aman, Terjamin, dan Dapat Dipercaya untuk Pembangunan Berkelanjutan.