Kembali ke pertanyaan tadi. Palavalli-Nettimi dan Theobald mengatakan, ketika seekor lalat hinggap di makanan, kemungkinan besar itu bukan satu-satunya tempat yang dihinggapi lalat pada hari itu. Mereka sering duduk di benda kotor, seperti tempat sampah atau makanan yang membusuk, yang penuh dengan mikroba.
Jika lalat tetap tinggal cukup lama, mikroba yang dibawa bisa naik ke menempel di makanan kamu. Hal ini tentu jauh lebih berbahaya daripada air liur mereka karena beberapa mikroba dapat menyebabkan penyakit, seperti kolera dan tifus, menurut penelitian yang rilis di jurnal Scientific Reports pada November 2017.
Tetapi, jika lalat tidak tinggal lebih lama dari sekian atau satu detik, kemungkinan perpindahan mikroba rendah, dan makanan kamu mungkin baik-baik saja.
Meski begitu, ada baiknya kamu melakukan pencegahan. Cameron Webb, peneliti dari The University of Sydney, lewat tulisannya di The Conversation menyarankan makanan kamu tertutup saat menyiapkan, memasak, dan menyajikan. Jangan meninggalkan sisa makanan di dalam maupun di luar rumah.
Webb juga menganjurkan kamu memasang penyaring di jendela dan pintu untuk membantu menghalangi lalat masuk, serta meminimalkan sampah di sekitar rumah. Pastikan tempat sampah dibersihkan secara teratur, sampah rumah tangga ditutup, dan kotoran hewan dibersihkan secara rutin bagi yang punya hewan peliharaan. (kumparan.com)