JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Makanan yang dibiarkan terbuka cenderung mengundang lalat untuk datang dan hinggap di sana. Biasanya jika sudah dihinggapi, makanan tak boleh dikonsumsi karena mengandung penyakit. Benarkah demikian?
Ravindra Palavalli-Nettimi dan Jamie Theobald, ilmuwan biologi dari Florida International University punya pendapatnya terkait hal itu lewat sebuah tulisan di The Conversation. Namun sebelum menjawab pertanyaan, keduanya mencoba menjelaskan terlebih dahulu apa yang dilakukan lalat saat mendarat di makanan.
Mereka mengatakan, ketika lalat hinggap di makanan, serangga tersebut perlu melepaskan cairan pencernaan untuk membuatnya menjadi sup agar dapat ditelan. Ada lebih dari 110.000 spesies lalat yang diketahui tidak memiliki gigi. Karena itu mereka tidak dapat mengunyah makanan padat.
Fakta menariknya lainnya adalah lalat punya kelebihan mencicipi makanan tanpa mulutnya. Begitu hinggap, mereka menggunakan reseptor di kaki mereka untuk memutuskan apakah mereka mengonsumsi sesuatu yang bergizi atau tidak. Kamu mungkin pernah memperhatikan seekor lalat menggosok-gosokkan kakinya, layaknya pelanggan restoran yang lapar bersiap melahap makanan dengan menggosok tangan.
Sebuah riset di Current Biology yang rilis 23 Maret 2020 lalu menyebut kebiasaan itu sebagai ‘grooming’ atau perawatan diri. Lalat pada dasarnya membersihkan dirinya sendiri, dan mungkin juga membersihkan sensor rasa pada bulu halus kakinya untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang ada dalam makanan yang dihinggapinya.
Haruskah makanan yang dihinggapi lalat dibuang?