Kecewa Tuntutan tak Ditanggapi, Pria Afghanistan Bakar Diri di Depan Kantor UNHCR Medan

Sejumlah pengungsi asal Afghanistan bertahan di depan Kantor UNHCR Kota Medan. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Seorang warga Afghanistan membakar dirinya sendiri di depan Kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Gedung CIMB Niaga di Jalan Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/11/2021).

Kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Seorang pengungsi laki-laki berinisial AS tiba-tiba keluar dari kerumunan yang sedang melakukan aksi menginap di sana. Pria tersebut lalu menyiram sekujur tubuhnya dengan minyak. Saksi mata menceritakan, di tangan AS sudah ada dua pemantik api. Salah seorang rekannya berusaha menghalangi aksi bakar diri itu.

Namun, AS sudah terlanjur menyulut api dari pemantik. “Kawan saya ketika mendekat, buumm… api sudah naik,” kata salah seorang pengungsi asal Afghanistan, Muhammad Juma, saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa. Menurut Juma, petugas keamanan gedung bergerak cepat untuk memadamkan api. AS berhasil diselamatkan. Namun dia harus dirawat intensif di salah satu rumah sakit swasta di Medan, karena luka bakar yang dialaminya.

Kompas.com sempat mengonfirmasi peristiwa itu kepada petugas keamanan setempat. Para petugas yang tidak ingin disebut namanya membenarkan peristiwa bakar diri itu.

Sementara itu, Juma mengatakan, aksi bakar diri itu diduga bukan tanpa alasan. Aksi ini diduga dilandasi oleh kekecewaan para pengungsi terhadap IOM dan UNHCR yang dianggap tidak menanggapi tuntutan mereka, yakni untuk segera diberangkatkan ke negara ketiga sebagai tujuan pengungsi.

Tercatat sudah 14 pengungsi Afghanistan yang meninggal dunia karena bunuh diri di berbagai kota di Indonesia. Sementara AS adalah orang ketujuh yang berhasil diselamatkan. Menurut Juma, sebagian besar imigran sudah stres, bahkan depresi.
Rata-rata dari mereka tinggal di lokasi penampungan selama 7 sampai 10 tahun. Mereka tak tahan hidup tanpa kejelasan di Indonesia, tanpa pekerjaan, dan anak-anak mereka tidak bisa bersekolah.

AS dan puluhan rekannya, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak hingga orang dewasa, sudah sebulan melakukan aksi menginap di depan Kantor UNHCR yang merupakan perwakilan di Medan. Mereka menginap di tenda-tenda yang mereka bangun sendiri, tepat di simpang Jalan Imam Bonjol-Jalan Listrik. Juma berharap, Pemerintah Indonesia juga mau mendengar mereka dan kemudian mencari solusi terbaik atas nasib mereka.

Menurut Juma, para pengungsi sudah tidak mungkin pulang ke negaranya, karena ancaman akan dibunuh. Apalagi, saat ini Afghanistan sudah di tangan Taliban. “Kami tak bisa masuk, dan kalau kembali langsung dibunuh,” kata Juma. Menurut Juma, pihak pengungsi juga tidak mungkin bisa mendapat kewarganegaraan Indonesia. Satu-satunya hak mereka adalah dikirimkan ke negara ketiga. “Ini hari ke-30 (aksi menginap). Tapi belum ada tanggapan dari atas,” kata Juma. (kompas.com)

Exit mobile version