Helmi mengatakan, Sumatera Barat satu dari delapan provinsi yang diberikan anggaran untuk penguatan moderasi beragama sekaligus dijadikan model tahun toleransi dan kerukunan umat beragama.
Disebutkan ada tiga program yang ditawarkan Sumatera Barat dalam penguatan moderasi beragama ini. Pertama, melalui kurikulum pendidikan, kita pastikan nilai-nilai moderasi beragama sampai ke tenaga pendidik. Kedua, melalui bimbingan teknis atau workshop dan pembinaan moderasi beragama bagi ASN, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Ketiga, melalui revitalisasi surau di Sumatera Barat.
“Program ini juga sudah kita bicarakan dengan gubernur Sumatera Barat. Karena surau, masjid dan mushalla kita sudah mulai banyak yang tidak terurus. Pemerintah hanya bisa memberikan bantuan, tapi tidak 100 persen mengurus,” terang mantan Kakan Kemenag Padangpariaman dan Kabupaten Solok ini.
“Kita ingin surau dan masjid ini benar-benar terurus. Sebab dulu di Minangkabau surau-suaru itu semarak. Buktinya sekarang, ulama tokoh agama yang ada di surau itu sudah tidak terlihat lagi. Kita ingin surau itu kita revialisasi atau diberdayakan,” sambung dia.
Untuk revitalisasi surau ini kata dia, akan direkrut tamatan pesantren, tamatan madrasah dan sebagainya yang hafiz quran. “Selain sebagai guru ngaji, ustaz mereka juga dijadikan konsultan agama. Jika ada masyarakat yang bermasalah mereka akan mencarikan solusinya. Mereka juga disediakan tempat untuk bisa berjualan,” papar dia. (*/rdr)