JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menggandeng pegiat literasi digital di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya untuk mewujudkan ruang digital yang sehat.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengemukakan perlunya partisipasi aktif komunitas dalam upaya menjaga ruang digital agar menjadi ruang interaksi yang aman, sehat, dan bermanfaat.
“Kita tadi bicara bagaimana meningkatkan kerja sama, terutama kampanye untuk anti-judi online, dan bagaimana menggunakan internet secara sehat melalui literasi digital,” katanya usai acara pertemuan bersama para pegiat literasi digital di Kota Yogyakarta pada Selasa (10/12) malam.
“Dalam literasi digital ini kita juga bicara soal digital ethics, digital culture, dan digital skills,” kata Nezar merujuk pada etika, budaya, dan kemampuan digital.
Kemkomdigi mengadakan pertemuan dengan para pegiat literasi digital yang tergabung dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi untuk membahas upaya peningkatan literasi digital masyarakat dan kampanye pemberantasan judi daring.
Gerakan tersebut sejak tahun 2017 menjadi wadah kolaborasi berbagai institusi dan komunitas yang berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi Molly Prabawaty, serta Kepala Badan Pengembangan dan SDM (BPSDM) Kemkomdigi Hary Budiarto menghadiri pertemuan dengan GNLD Siberkreasi.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) menyampaikan bahwa empat pilar literasi digital dari kementerian telah membantu gerakan masyarakat dalam melaksanakan edukasi tentang digitalisasi.
Kendati demikian, Septiaji Eko Nugroho selaku salah satu pendiri MAFINDO menyampaikan perlunya perbaikan kurikulum dalam program edukasi tentang digitalisasi, utamanya yang berkenaan dengan pengenalan teknologi terkini seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
“Sebenarnya dari materi empat pilar literasi digital itu, pembahasan AI sudah masuk. Literasi digital mengenai AI Ethics dan kemampuan prompting AI dalam pilar digital skill itu sudah jadi fondasi dari Kemkomdigi tinggal bagaimana dilanjutkan lebih lagi,” katanya. (rdr/ant)