Adita menjelaskan bahwa pemerintah telah bergerak cepat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kementerian/lembaga terkait, TNI dan POLRI serta pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.
Dita mengatakan BMKG telah memprediksi cuaca ekstrem akan terus terjadi hingga Maret-April 2025 akibat fenomena La Nina lemah yang meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.
Presiden Prabowo dalam Asta Cita dan Visi Indonesia Maju menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan solidaritas dalam menghadapi bencana. Pertama, sigap, dan gesit dalam merespons bencana alam, memberikan tanggap darurat yang cepat dan tepat.
“Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk merespons bencana sudah terjadi dalam waktu singkat, namun tetap efektif,” katanya.
Kedua, kata Adita, Presiden Prabowo ingin pembangunan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan seperti gedung, jalan, kantor pemerintahan dan infrastruktur lainnya yang kuat dan tahan bencana penting untuk mengurangi dampak bencana.
“Termasuk penggunaan teknologi. Hadirnya sistem peringatan dini, peta bencana digital buatan BNPB, dan prakiraan juga modifikasi cuaca oleh BMKG, sangat penting memperkaya dan memutakhirkan rencana kontinjensi,” ujarnya.
Terakhir dan tidak kalah pentingnya, kata Adita, adalah solidaritas dan gotong-royong. Dalam situasi bencana masyarakat yang saling membantu akan membuat pemulihan dan rehabilitasi lebih cepat.
“Early warning system, dukungan teknologi, harus tetap dikaitkan dengan solidaritas dan gotong royong. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju, berdaulat, sejahtera, dan tangguh hadapi bencana,” katanya. (rdr/pco)
Komentar