Mahamud mengatakan prediksi ini juga berlaku untuk vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac yang digunakan di China, wilayah dengan kasus Omicron rendah. “Tantangannya bukanlah vaksin tetapi vaksinasi dan menjangkau populasi yang rentan itu.”
Selain itu, Mahamud mengungkapkan ada banyak penelitian yang menunjukkan dampak dari varian Omicron ini. Tidak seperti varian Corona lainnya, Omicron ini menginfeksi bagian atas saluran pernapasan. Akibatnya, varian tersebut bisa menyebabkan pneumonia parah, tetapi ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
Menurutnya, saat ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah membutuhkan vaksin khusus untuk mengatasi varian Omicron. Sebab, itu membutuhkan koordinasi global dan tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada produsen vaksin COVID-19 untuk memutuskannya. (detik.com)