“Setelah dirasa semuanya cukup, Brigadir Safi’i mengantarkan bocah tersebut kepada pihak keluarga,” kata Sandro. Sesampainya di rumah, MFA disambut isak tangis serta rasa haru yang mendalam dari pihak keluarga maupun kerabatnya. “Bocah yang ditemukan tersebut adalah MFA yang hilang 17 bulan lalu,” kata Sandro.
Menurut keterangan kakek MFA, bocah tersebut menghilang pada sekitar September 2020, saat bermain bersama teman-temannya. Pihak keluarga sudah mencari ke mana-mana, namun tidak juga menemukan bocah tersebut. Tidak hanya itu, keluarga bahkan menggunakan paranormal untuk mencari MFA. Namun, tetap saja gagal menemukan.
“Lebih dari 26 dukun atau paranormal yang saya gunakan, namun MFA tidak kunjung ditemukan,” kata kakek MFA, Amaq Melaye. Menurut pengakuan MFA, ia dibawa oleh Narep ke Jawa Tengah dengan berjalan kaki dan terkadang naik truk. Sementara untuk makan, ia terkadang menjual petai dan membersihkan taman dan diberi makan oleh pemilik taman.
Setiap hari, ia dan Narep tidur di sebuah rumah kosong. Adapun Narep adalah tetangga MFA. Narep diduga mengalami kelainan psikis dan senang bermain dengan anak kecil. (ant)