Di antaranya, pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik dan bidang lainnya untuk mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. “Beliau memimpin perjuangan politik untuk merebut kemerdekaan. Beliau memimpin perjuangan bersenjata ketika mempertahankan kemerdekaan,” kata Eka Putra.
Chatib Soelaiman juga tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan. “Bahkan wafat di medan pertempuran,” tegas Eka.
Eka Putra menerangkan, agar perjuangan ini membuahkan hasil, segala sesuatunya harus disiapkan. Pertama tentu saja harus ada usulan dari elemen masyarakat kepada bupati, untuk selanjutnya diteruskan kepada dinas sosial provinsi.
“Kemudian usulan ini akan diteruskan Dinas Sosial Provinsi kepada Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD). Kalau oke, selanjutnya Gubernur yang akan merekomendasikan ke Menteri Sosial RI. Kalau lulus verifikasi baru diajukan ke presiden. Tahapan ini harus kita ikuti, jangan sampai ada yang tercecer,” jelas Eka.
“Dia pemimpin pergerakan, dia pernah dibuang karena perlawanannya, dia wafat di medan tempur untuk melawan penjajah. Coba sebutkan alasan kenapa beliau tidak bisa dijadikan pahlawan?” pungkas Eka. (rdr)