Saat kapal tenggelam, penumpang dan anak buah kapal menyelamatkan diri menggunakan rakit dari jeriken dan sampan. “Dan mengamankan persediaan makanan serta air, selanjutnya para korban terbawa arus mendekat ke Pulau Manipa sampai hari Sabtu tanggal 15 Januari 2022,” jelas Pinge yang mendapat keterangan dari pemilik kapal.
Sekitar Sabtu (15/1/2022) pukul 10.00 WIT, dua korban berinisiatif berpisah dari rombongan yang menggunakan rakit. Mereka berenang ke Pulau Manipa hingga ditemukan masyarakat yang melakukan pencarian. Pukul 11.00 WIT, seorang korban bernama Aripin Tomia juga berinisiatif berpisah dari rombongan yang mengapung menggunakan rakit jeriken. “Dia menggunakan sampan untuk mendayung ke Pulau Buru dan selanjutnya terpisah dari rombongan,” ujarnya.
Sebanyak enam korban yang mengapung dengan rakit dari jeriken itu masih terbawa arus hingga 25 mil dari bibir pantai. Mereka akhirnya ditemukan masyarakat Desa Namlea Ilath yang melakukan pencarian dengan longboat. Keenam penumpang itu lalu dibawa ke Desa Namlea Ilath untuk mendapatkan perawatan.
Masih ada satu penumpang belum ditemukan
Sekitar pukul 12.00 WIT, tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian satu orang korban yang belum ditemukan. Pencarian dibantu warga Desa Namlea Ilath. “Di mana area pencarian perairannya antara Pulau Buru, Pulau Manipa dan Pulau Ambalau,” jelas Pinge. Proses pencarian korban belum membuahkan hasil. Tim SAR memutuskan kembali ke Namlea karena terkendala cuaca. Pencarian akan dilanjutkan keesokan harinya. (kompas.com)