PADANG ARO, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok Selatan, Sumatera Barat menerima sertifikat kekayaan intelektual komunal dari Kemenkumham RI untuk alat musik tradisional saluang panjang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solok Selatan, Harry Trisna di Padang Aro, Kamis (27/1/2022), mengatakan, saluang panjang telah didokumentasikan dan diarsipkan dalam pusat data nasional kekayaan intelektual komunal Indonesia. “Sertifikat merupakan bentuk perlindungan pemerintah terhadap ekspresi budaya tradisional,” ujarnya.
Sertifikat tersebut diserahkan oleh Inspektur Jenderal yang sekaligus Pelaksana tugas Dirjen Kekayaan Intelektual Razilu Inspektur kepada Wakil Bupati Solok Selatan, Yulian Efi. Saluang panjang, katanya dulunya merupakan hiburan bagi pengembala ternak dan bertani.
Di sela sela mengembalakan ternak nenek moyang kita menemukan sebuah bambu di tempat gembalaan ternaknya dan membuat tempat peniup bambu tersebut dan ditempelkan read yang terbuat dari bambu juga yang berukuran kecil, mereka hanya meniup tempat tiup yang telah ditempelkan read tanpa ada lobang atau nada dari bambu tersebut.
Seiring berjalanya waktu saat mengembalakan ternak nenek moyang melubangi saluang yang telah dibuat tempat tiupnya tadi dengan menggunakan api rokok dan menghasilkan tiga buah lubang yang bernada. Berangkat dari kreatifitas masyarakat, saluang panjang ini kemudian berubah menjadi instrumen musik meskipun dengan mode yang sama dengan saluang biasanya.
Dia menjelaskan, memainkan saluang panjang ini memiliki karakteristik tersendiri berbeda dari segi bentuk, ukuran, jumlah lubang nada, tangga nada, dan cara memainkanya. Saluang Panjang mempunyai tiga buah lobang nada dan akan menghasilkan empat tingkatan nada serta memiliki empat jenis warna bunyi sesuai dengan tingkatan oktafnya.
Bentuk alat musik tradisi ini juga beragam, ada yang memiliki ruas dan ada pula yang tidak memiliki ruas, tetapi memiliki reed sebagai penghasil bunyi dengan menggunakan daun tebu atau daun kelapa jadi, sumber penghasil bunyinya lebih mirip dengan Suling Sunda. Dia menambahkan, penggunaan saluang panjang pada masa sekarang adalah sudah mulai berkembang seperti penggiring musik Randai maupun syukuran panen petani yang berhasil. (ant)