JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya pada Kamis (24/2/2022) pagi, mengumumkan operasi militer di Ukraina. Putin mengatakan tindakan itu datang sebagai tanggapan atas ancaman yang dia klaim datang dari Ukraina. “Saya telah membuat keputusan operasi militer,” katanya dalam sebuah pernyataan sesaat sebelum pukul 6 pagi waktu setempat.
Putin meminta militer Ukraina untuk “meletakkan senjatanya”, mengatakan bahwa prajurit yang melakukannya akan dapat dengan aman meninggalkan zona pertempuran.
Dalam pidatonya, Putin mengatakan bahwa Rusia “tidak dapat mentolerir ancaman yang datang dari Ukraina.” Dia juga mengatakan Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki Ukraina dan memperingatkan negara-negara lain bahwa setiap upaya untuk mengganggu tindakan Rusia akan menyebabkan “konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.” Putin mengklaim bahwa tujuan dari operasi itu adalah untuk melindungi warga sipil dan memastikan “demiliterisasi” Ukraina.
Tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Putin untuk tidak memerintahkan pasukan menyerang Ukraina selama pertemuan dewan keamanan darurat di New York. “Jika memang operasi (militer) sedang dipersiapkan, saya hanya memiliki satu hal untuk dikatakan dari lubuk hati saya,” kata Guterres. “Presiden Putin, hentikan pasukan Anda dari menyerang Ukraina, beri kesempatan perdamaian.”
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengecam keputusan Rusia untuk melakukan operasi militer di Ukraina timur, menyebutnya “tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.” Biden bersumpah bahwa dunia akan “meminta pertanggungjawaban Rusia.” Presiden AS ke-46 ini mengatakan bahwa dia memantau situasi di Ukraina dari Gedung Putih dan juga akan berbicara dengan rekan-rekan G7 pada hari Kamis (24/2/2022).
UE jatuhkan sanksi