JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Penyakit kutil sapi atawa lumpy skin disease (LSD) ditemukan di Riau. Penyakit serupa sebelumnya juga ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Menanggapi hal itu, Kementerian Pertanian (Kementan) berjanji mengerahkan sumberdaya untuk menangani penyakit kutil sapi. “Untuk penanganan LSD di Riau, kami akan kerahkan dokter hewan dan paramedik staf Kementan di Riau untuk membantu melakukan vaksinasi,” imbuh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah melalui keterangan resmi, Senin (7/3/2022).
Ia sebutkan Kementan telah melaksanakan berbagai upaya pencegahan masuknya penyakit LSD ini ke Indonesia sejak 2019. Lebih lanjut, Nasrullah meminta kepada semua peternak dan juga dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan, baik di kabupaten maupun provinsi, agar melakukan pembatasan lalu lintas ternak untuk pencegahan penyebarluasan penyakit ini.
Senada, Direktur Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin mengaku telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) kewaspadaan penyakit LSD kepada para pemangku kepentingan di seluruh Indonesia. “Kami gencarkan juga sosialisasi tentang LSD melalui berbagai media serta webinar berseri tentang kesiapsiagaan terhadap LSD pada 2021,” terang dia.
Upaya peningkatan kewaspadaan tersebut, menurut Nuryani, membuat petugas di lapang dapat mendeteksi secara cepat kejadian LSD, melaporkan, dan menanganinya. “Sistem kami telah berhasil mendeteksi dengan cepat, didukung dengan sistem pelaporan real-time iSIKHNAS dan kemampuan laboratorium kesehatan hewan yang baik, sehingga penyakit dapat dikonfirmasi dengan segera,” sambungnya.
Nuryani juga mengatakan pihaknya akan gerak cepat melakukan berbagai langkah pengamanan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari LSD ini. “Strategi utama adalah vaksinasi, namun ini harus didukung dengan deteksi dini dan penelusuran kasus, pengendalian lalu lintas, pengendalian vektor, serta komunikasi, informasi dan edukasi,” jelasnya.
Menurutnya, penanganan LSD ini tidak mudah karena selain dapat disebarkan oleh lalu lintas sapi tertular dan produknya yang mengandung virus, LSD dapat juga ditularkan melalui perantara mekanik, seperti gigitan serangga.
Meski demikian, Nuryani menegaskan LSD tidak menular dan tidak berbahaya bagi manusia. Ia mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan terus mendukung berbagai upaya penanganan yang akan dilakukan oleh pemerintah. “Kami telah siapkan sumberdaya yang cukup untuk penanganan LSD ini,” pungkasnya. (cnnindonesia.com)