Salah satunya kelompok Tani Payolinyam, di Tigo Koto Dibaruah, Payakumbuh Utara. Dibina oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kota Payakumbuh sejak 2008, kini berhasil memberdayakan tak kurang dari 120 KK untuk membangun kampung jamur Payolinyam.
Eni Kurniati, penyuluh pertanian Kota Payakumbuh yang turut membina kelompok petani jamur Payolinyam mengatakan, meski masih belum optimal, kelompok binaannya mampu memproduksi hingga 300 kg jamur per hari. Hasil produksi jamur juga langsung diolah masyarakat setempat menjadi beberapa produk olahan, seperti rendang jamur tiram, nugget, jamur crispy dan lain-lain.
“Saat ini hasil olahan jamur dipasarkan sesuai permintaan, tapi sebelum pandemi pemasaran jamur kita sudah sempat sampai ke luar provinsi,” kata Eni.
Selain hilirisasi, sebagai bagian dari pembangunan sistem pertanian terpadu, BPP juga mendorong kelompok-kelompok tani untuk bekolaborasi dengan kelompok ternak, agar dapat memaksimalkan pemanfaatan produksi pupuk organik dari sektor peternakan.
Selain kelompok tani jamur, Wagub dan Wawako Payakumbuh juga berdiskusi dengan kelompok tani lain, seperti jagung, cabe, serta pertanian hortikuktura lain, juga kelompok ternak.
Pada kesempatan itu, Wawako Payakumbuh, Erwin Yunaz juga memberikan apresiasi atas perhatian pemerintah provinsi pada sektor pertanian. Ia mengarahkan kelompok tani untuk mengikuti prosedur pengajuan bantuan dari pemerintah.
“Kita sangat apresiasi perhatian pemerintah provinsi, serta upaya BPP yang telah menjadi jembatan antara pemerintah dan petani.”
“Seperti yang disampaikan Bapak Audy, banyak kegiatan kelompok yang dapat disalurkan bantuan pemberdayaan dari pemerintah di berbagai komoditi pertanian dan peternakan,” katanya. (rdr)