Apalagi, menurut Presiden Jokowi, dunia dihantam perang antara Rusia dan Ukraina yang memunculkan krisis energi dan krisis pangan. “Akhirnya inflasi global meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan,” tambah Presiden.
Presiden Jokowi meminta para menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah agar betul-betul waspada, mengkalkulasi, dan menghitung secara detail langkah antisipasinya.
“Agar langkah antisipasinya benar, maka kita harus betul-betul siap kalau krisis ini berlanjut sampai tahun depan. Hati-hati semuanya, kita harus punya ‘sense of crisis’, jangan seperti biasanya, jangan ‘business as usual’, ‘sense of crisis’ harus ada pada diri kita semua sehingga kita harus ada perencanaan yang baik,” jelas Presiden.
Selain itu Presiden Jokowi mengingatkan mulai 2023, pemerintah akan memulai lagi ketentuan defisit di bawah 3 persen produk domestik bruto (PDB). Tidak ketinggalan, katanya, agenda-agenda strategis untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) harus terus berjalan.
“Percepatan kemiskinan ekstrem, angka stunting harus diturunkan, peningkatan kualitas SDM melalui transformasi di bidang kesehatan, peningkatan akses di bidang pendidikan, dan ‘upskilling’, ‘reskilling’ tenaga kerja agar semakin produktif dan kompetitif,” tegas Presiden. (rdr/ant)