SIMPANGEMPAT, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat melakukan tradisi “Manjalang” atau mengunjungi Buya Lubuak Landua sebagai tradisi mengunjungi surau atau musala yang dijadikan tempat pengembangan agama Islam sejak dahulu kala.
Mengunjungi atau dengan istilah Manjalang Buya Lubuak Landua dilakukan habis puasa enam setelah Idul Fitri setiap tahunnya. “Tahun ini tradisi ini kembali kita lakukan setelah terputus dua tahun karena dampak pandemi COVID-19,” kata Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi, Rabu (11/5/2022).
Menurutnya tradisi itu dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menghormati Syeh Lubuak Landua.
Sebab, katanya Jorong Lubuak Landua ini menjadi salah satu pusat pengembangan agama Islam di Pasaman Barat. Sejak Islam masuk ke Nagari Aua Kuniang, boleh dikatakan pusat Islam Pasaman Barat terletak di Jorong Lubuak Landua.
Acara adat ini dilaksanakan di Surau (Mushala) Buya Lubuak Landua yang biasanya diadakan pada hari ke enam pasca lebaran. Surau ini didirikan oleh Buya Lubuak Landua yang dimanfaatkan masyarakat selain untuk beribadah sehari-hari juga untuk basuluak pada waktu-waktu tertentu.
“Tradisi ini terus dijaga dari generasi ke generasi berikutnya di daerah Lubuak Landua,” sebutnya.
Kegiatan itu diawali dengan iringan jalan kaki dari Bundo Kanduang (kaum perempuan) yang menjunjung jamba atau makanan diikuti oleh bupati, anggota DPRD, Ninik Mamak, KAN, alim ulama unsur masyarakat adat dan pihak terkait lainnya.