Kriptosporidiosis merupakan diare penyebab parasit cryptosporidium yang terjadi jika manusia kontak erat langsung dengan feses hewan terinfeksi.
Infeksinya tidak sebatas menimbulkan diare. Melainkan bisa kram perut, demam, kejang, sampai muntah-muntah.
Meski dapat sembuh dengan sendirinya, Anda tetap disarankan berobat ke dokter. Sebab jika sistem imun tubuh melemah maka penyakit ini bisa berakibat fatal.
5. Bartonellosis
Bartonellosis atau cat scratch disease termasuk penyakit yang terpapar bakteri Bartonella henselae. Sementara manusia bisa tertular dari gigitan atau cakaran kucing yang terinfeksi.
Jika terinfeksi maka timbul gejala pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian kepala, leher, lengan, disertai demam, sakit kepala, lemas, berat badan turun, dan hilang nafsu makan.
Dikarenakan sulit mendeteksi kucing yang terinfeksi bakteri, maka sebaiknya kurangi waktu bermain dengan kucing dan segera berobat apabila terkena gigitan atau cakaran kucing.
6. Demam Q
Berikutnya ada demam Q atau Q fever yaitu penyakit karena faktor bakteri coxiella burnetii. Bakteri ini tidak hanya ditemukan pada kucing, tapi juga anjing, sapi, kambing, domba.
Orang-orang yang bekerja di peternakan hewan diklaim berisiko terinfeksi penyakit ini karena bisa menular lewat udara atau air dengan gejala umum menyerupai flu.
Selain dapat disembuhkan dengan antibiotik, jika terinfeksi sebaiknya konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk menghindari efek kronis yang bisa menyerang jantung, paru-paru, sampai otak.
7. Campylobacteriosis
Campylobacteriosis masuk kategori infeksi dari bakteri campylobacter dan sering bersarang pada feses hewan terinfeksi.
Kucing menderita penyakit ini biasanya dikarenakan infeksi dari makanan yang terkontaminasi, seperti daging ayam mentah, atau daging setengah matang.
Penyakit yang ditularkan kucing ke manusia akibat bakteri campylobacter berisiko menimbulkan reaksi kram perut, diare berdarah, demam, sampai mual muntah. (rdr/cnnindonesia.com)