Waspada! Ini 7 Penyakit Kucing yang Rentan Tertular ke Manusia

Ilustrasi kucing. (net)

Ilustrasi kucing. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Kucing merupakan hewan domestik yang banyak dijadikan sebagai peliharaan manusia. Memelihara kucing tak sekadar memberinya makan, tapi tentu harus dijaga kebersihannya.

Sebab jika tidak terawat dengan baik, ada sejumlah penyakit yang ditularkan kucing ke manusia. Penyakit menular ini rawan menyerang kesehatan manusia.

Dirangkum dari berbagai sumber berikut jenis-jenis penyakit kucing yang rentan menular pada manusia untuk diwaspadai.

1. Infeksi cacing tambang

Hookworm adalah infeksi cacing tambang dan hidup di dalam usus kucing atau anjing. Telur dari cacing tersebut umumnya keluar bersama feses hewan.

Manusia berisiko terinfeksi penyakit ini apabila terkena kontak dengan tanah yang mengandung cacing. Penyebaran cacing tersebut bisa masuk ke tubuh lewat kulit.

Jika cacing tambang masuk ke tubuh akan muncul reaksi sakit, gatal luar biasa, perdarahan, radang, sampai sakit perut. Penyakit hookworm dapat sembuh dengan obat antiparasit.

2. Ringworm

Ringworm termasuk penyakit kucing menular yang disebabkan infeksi jamur lalu menyebar ke lapisan kulit mati, rambut, dan kuku.

Tahap penularannya seringkali terjadi apabila manusia bersentuhan langsung dengan kucing atau anjing.

Infeksi ringworm menyebabkan gatal, ruam-ruam bersisik dan melepuh, sehingga pastikan hewan peliharaan Anda selalu dijaga kebersihan tubuh serta kandangnya.

3. Toksoplasmosis

Penyakit yang ditularkan kucing ke manusia selanjutnya ada toksoplasmosis akibat infeksi parasit toxoplasma gondii.

Pada manusia, penyakitnya menular dari parasit kotoran kucing atau air yang terkontaminasi kotoran. Infeksi ini berisiko demam, nyeri otot, radang, pembengkakan kelenjar getah bening.

Para ahli kesehatan menyarankan ibu hamil untuk tidak kontak dengan hewan karena rentan mengalami gangguan keguguran, kelahiran mati, hingga toksoplasmosis kongenital yang merusak otak.

4. Kriptosporidiosis

Kriptosporidiosis merupakan diare penyebab parasit cryptosporidium yang terjadi jika manusia kontak erat langsung dengan feses hewan terinfeksi.

Infeksinya tidak sebatas menimbulkan diare. Melainkan bisa kram perut, demam, kejang, sampai muntah-muntah.

Meski dapat sembuh dengan sendirinya, Anda tetap disarankan berobat ke dokter. Sebab jika sistem imun tubuh melemah maka penyakit ini bisa berakibat fatal.

5. Bartonellosis

Bartonellosis atau cat scratch disease termasuk penyakit yang terpapar bakteri Bartonella henselae. Sementara manusia bisa tertular dari gigitan atau cakaran kucing yang terinfeksi.

Jika terinfeksi maka timbul gejala pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian kepala, leher, lengan, disertai demam, sakit kepala, lemas, berat badan turun, dan hilang nafsu makan.

Dikarenakan sulit mendeteksi kucing yang terinfeksi bakteri, maka sebaiknya kurangi waktu bermain dengan kucing dan segera berobat apabila terkena gigitan atau cakaran kucing.

6. Demam Q

Berikutnya ada demam Q atau Q fever yaitu penyakit karena faktor bakteri coxiella burnetii. Bakteri ini tidak hanya ditemukan pada kucing, tapi juga anjing, sapi, kambing, domba.

Orang-orang yang bekerja di peternakan hewan diklaim berisiko terinfeksi penyakit ini karena bisa menular lewat udara atau air dengan gejala umum menyerupai flu.

Selain dapat disembuhkan dengan antibiotik, jika terinfeksi sebaiknya konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk menghindari efek kronis yang bisa menyerang jantung, paru-paru, sampai otak.

7. Campylobacteriosis

Campylobacteriosis masuk kategori infeksi dari bakteri campylobacter dan sering bersarang pada feses hewan terinfeksi.

Kucing menderita penyakit ini biasanya dikarenakan infeksi dari makanan yang terkontaminasi, seperti daging ayam mentah, atau daging setengah matang.

Penyakit yang ditularkan kucing ke manusia akibat bakteri campylobacter berisiko menimbulkan reaksi kram perut, diare berdarah, demam, sampai mual muntah. (rdr/cnnindonesia.com)

Exit mobile version